Berteman

26 Juni, 2019

Orang dewasa tidak akan pernah mengerti kita: yang berteman tanpa pamrih, yang bersenda gurau tanpa kepentingan, yang bertengkar tanpa dendam, yang memaafkan tanpa tapi.. …

@ndi, 02101438, 26062017


Move on

28 September, 2018

Mau dibawa kemana hubungan kita?

Potongan syair lagu itu mungkin menggambarkan perasaan banyak pelanggan yang sedang menanti datangnya makanan bermenit-menit sejak mereka memesannya.

Membiarkan pelanggan menunggu hingga 30 menit lebih tanpa kejelasan, bukanlah prosedur kerja yang tepat untuk sebuah lapak makan di kantin perkantoran, bahkan untuk level restoran pun tidak begitu.

Pelanggan kantin kantoran memiliki jam kerja yang ketat dan waktu makan yang singkat. Otomatis, jumlah pelanggan membludak dalam satu waktu. Hal ini wajib diantisipasi oleh pengelola lapak makan, agar pelanggan tidak kecewa.

Menyediakan snacks di meja atau mengeluarkan minuman pesanan lebih dulu sambil menunggu makanan utama adalah contoh sederhana strategi untuk menjaga pelanggan tetap duduk.

Bagaimanapun, kalau sudah kecewa pelanggan yang terburu-buru sepertinya harus segera move on ke lapak lainnya.

#belajardagang
#belajarkritik
#jadinomor1


The last good bye

18 September, 2018

3 tahun, 723 momen

https://path.com/profile/2PXneb

View on Path


Hijrah

11 September, 2018

Hijrah is moving, body and soul. Move to a better state and condition.

Hijrah is not a goal, a final stop. But the process and journey are endless.

Hijrah is not an ideal, which is satisfied only by achieving it. But the struggle, which continues to be inherited.

01011440

***

Happy Islamic New Year!
May Allah bless you.

photo by Johannes Karundeng

#jadinomor1

View on Path


Pulang

4 September, 2018

“Kuterima suratmu, dan kubaca, dan aku mengerti, …”

***

betapa sengsaranya diri ini. dunia dalam jaringan telah mengubah semua bentuk komunikasi, gaya hidup, dan rindu menjadi serba instan. tanpa dibarengi kekuatan super untuk segera…

***

“pulang, melepas semua kerinduan, yang terpendam.”

~22121439


On off

4 September, 2018

Kalkulator ini seakan memberi tahu kita bahwa hidup itu on dan mati itu off, bukan sekadar life dan death.

On karena hidup itu mengubah energi menjadi daya sehingga menggerakkan prosesor untuk berpikir dan bekerja. Tentu saja dengan solusi atau hasil yang bermanfaat, sebagaimana belajar, bekerja, dan memberi nafkah.

Off karena mati itu memutus pasokan energi sehingga tidak lagi beramal. Tetapi energi tetap tersimpan dan dapat dimanfaatkan kemudian, sebagaimana ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak yang saleh.

Kalkulator ini juga seakan memberi tahu bahwa two way power adalah dua sumber daya: terbarukan dan tidak terbarukan.

Untuk on atau hidup, jangan melulu mengandalkan sumber daya tidak terbarukan yang bakal habis. Dengan memanfaatkan sumber daya terbarukan, hidup bermakna bagi lingkungan.

~23121439 jam 16:30 wib
#jadinomor1

View on Path


Business plan

11 Agustus, 2018

What do you need to do with your business plan? The late Bob Sadino said that the most important is to run it first.

Eko Endarto gave 6 tips during the workshop of The Art of Managing Wages and Running a Business:

1. Plan your business
2. Do your plan
3. Run it with persistence
4. Keep learning
5. Evaluate every single learning
6. Monitor within 6 months run

View on Path


Seronok dan senonoh

11 Agustus, 2018

Banyak yang salah kaprah dengan dua kata berikut: “seronok” dan “senonoh”.

Kesalahkaprahan itu menjadi bukti bahwa ramai orang yang menjadikan selera berbahasa sebagai rujukan kaidah daripada kamus. Semacam sia-sia saja kamus besar bahasa disusun setebal itu dan berpeluh payah para penyajinya apabila nyatanya pun malas ditengok.

Menurut KBBI, “seronok” adalah kata sifat yang bermakna menyenangkan hati, sedap dilihat (didengar dan sebagainya). Adapun “senonoh” juga kata sifat yang bermakna patut, sopan.

Ai, nampak indah makna kedua kata tersebut. Lalu, darimanakah keduanya mendapat pengertian yang berkebalikan di masa kini?

Barangkali dari kata “tidak” yang disandangkan di depan kedua kata itu: “tidak seronok”, “tidak senonoh”, dan bisa jadi juga sebagai dampak dari kemalasan kita berbahasa dengan baik dan benar.

@ndi.ep 29111439 #pathdaily #weekend

View on Path


Gila

6 Agustus, 2018

“Barangkali, hanya orang gila yang tak kenal rasa takut. Indonesia perlu banyak orang gila untuk merdeka.”

~Wage, 1928~

at Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan International Airport (BPN)

See on Path


Penyakit menular

27 Juli, 2018

Saya sempat memikirkan tentang kata “penyakit” dan “menular”, kemudian saya mencari di dalam kamus akan arti kedua kata tersebut.

Barangkali kamus bukan rujukan yang tepat untuk menggambarkan kondisi terkini berkenaan dengan pemakaian kata, tetapi kita bisa menengok landasan berpikir para penggagas kata sehingga kita tidak salah kaprah dan dapat memperbaiki kesalahan diksi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “penyakit” adalah nomina yang terkait dengan gangguan pada makhluk hidup akibat bakteri, virus atau kelainan sistem faal. Kata “penyakit” juga menjadi kiasan terhadap kebiasaan buruk.

Adapun kata “menular” menurut KBBI adalah verba mengenai atau menjangkit, atau kiasan atas menjalarnya pengaruh kurang baik kepada orang lain.

Maka menurut KBBI, baik kata “penyakit” maupun “menular”, makna dari keduanya secara asli dan kiasan berhubungan dengan suatu yang buruk. Oleh karenanya menjadi tidak tepat apabila menyandangkan kata “penyakit” dan “menular” kepada hal-hal baik seperti “berderma” atau amal kebajikan lainnya.

Diksi memang urusan selera, namun memilih sesuai kaidah tentu akan #lebihbaik secara rasa, #lebihdekat kepada makna dan #lebihnyata menurut kamus.

Dengan kita membiasakan berbahasa yang baik dan benar, maksud dan gagasannya dapat diterima secara universal, menjadikan terpandang karena kefasihan, sekaligus melestarikan budaya bangsa yang adiluhung. Ayo!

#pathdaily #jadinomor1

View on Path


%d blogger menyukai ini: