telah sampai kabar bahwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menyatakan bahwa matahari mengelilingi bumi berdasarkan dalil-dalil berikut ini: QS Al-Baqoroh : 258, QS Al-An’am : 78, QS Al-Kahfi : 17, QS Al-Anbiya : 33, QS Al-A’raf : 54, QS Az-Zumar : 5, QS Asy Syams : 1-2, QS Yaasiin : 37-40, dan juga HR. Bukhari no. 3199; Muslim no. 159:
“Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abu Dzar r.a dan matahari telah terbenam. Artinya:”Apakah kamu tahu kemana matahari itu pergi?” Dia (Abu Dzar) menjawab:’Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu’. Beliau bersabda:”Sesungguhn ya dia pergi lalu bersujud di bawah Arsy, kemudian minta izin lalu diizinkan baginya, hampir-hampir dia minta izin lalu dia tidak diizinkan. Kemudian dikatakan kepadanya; Kembalilah dari arah kamu datang, lalu dia terbit dari arah barat (tempat terbenamnya).”
Lalu Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain menambahkan bahwa pendapat ini didukung pula oleh para ulama lainnya seperti Syaikh Ibnu Baz, Syaikh Muqbil dan lain-lainnya, bahkan Fatwa Mufti Saudi Arabia Pertama, guru para Imam di masa ini, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh.
Pendapat seperti ini juga pernah diikuti oleh kaum Yahudi dan Nasrani pada masa lalu. Hingga kemudian buku sejarah ilmu pengetahuan mencatat nama Copernicus diikuti oleh Galileo Galilei mengemukakan paham Heliosentris untuk membantah paham Geosentris sehingga mereka dihukum mati oleh gereja. Saya meyakini bahwa Alquran adalah kitab yang meluruskan kesalahan kaum terdahulu, dan memberikan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.
Maka saya merujuk kepada ayat dan hadits dimaksud. Ada kesan yang berbeda ketika saya membaca kembali ayat dan hadits yang disampaikan mengenai matahari mengelilingi bumi. Pada ayat-ayat yang menjadi sandaran Asy-syuyukh yang semoga dirahmati oleh Allah, saya yang bodoh ini membaca bahwa Allah tidak secara tegas mengatakan bahwa matahari mengelilingi bumi. Pada ayat-ayat tersebut disebutkan mengenai:
1. sifat terbit dan terbenamnya matahari
2. bahwa matahari beredar pada garis edarnya
saya mencoba melakukan sebuah percobaan sederhana pada 2 orang, yaitu Syam (S) dan Ardi (A) masing-masing berperan sebagai matahari dan bumi.
Percobaan pertama dengan kondisi A diam, sedangkan S bergerak mengelilingi A dalam jarak n dengan kecepatan tertentu searah jarum jam. Maka pada suatu waktu A tidak dapat melihat S (Malam) dan A dapat kembali melihat S (Siang)
Percobaan kedua kita buat S diam, sedangkan A berputar ditempat searah jarum jam. Maka pada suatu waktu S tidak terlihat oleh A (Malam) dan S dapat kembali dilihat oleh A (Siang).
Pada kedua percobaan tersebut ada kesamaan bahwa pada suatu waktu A dapat melihat S dan pada waktu lain tidak dapat melihat S. Padahal pada percobaan pertama S yang bergerak mengelilingi A, sedangkan pada percobaan kedua A yang berputar pada porosnya.
Hal ini seperti ketika di dalam mobil yang bergerak maju kita melihat pepohonan mendekati kita dari arah muka dan menjauhi ke belakang. Apakah pepohonan itu yang bergerak mendatangi atau mobil kita yang bergerak maju?
Mari buat percobaan ketiga, dimana A tetap berputar pada porosnya searah jarum jam sambil bergerak ke arah kanan berusaha mengelilingi S yang tetap diam pada tempatnya. Maka kita tetap akan mendapati bahwa pada suatu waktu S tidak terlihat oleh A (Malam) dan pada waktu lainnya S dapat kembali dilihat oleh A (Siang).
Lalu kita buat Percobaan keempat, dimana A tetap berputar pada porosnya searah jarum jam sambil bergerak ke arah kanan berusaha mengelilingi S, sementara S juga bergerak ke arah kanan untuk mengelilingi sesuatu yang lain (misalnya pohon atau tiang). Maka kita tetap akan mendapati bahwa pada suatu waktu S tidak terlihat oleh A (Malam) dan pada waktu lainnya S dapat kembali dilihat oleh A (Siang).
Kesimpulannya: bahwa terbit dan terbenam itu relatif pada gerak suatu benda. A akan selalu melihat S terbit dari sebelah kiri dan terbenam di sebelah kanan walaupun sebenarnya yang terjadi adalah A berputar pada dirinya sendiri, bukan S yang mengelilingi A. Jadi fenomena terbit dan terbenam tidak menunjukkan secara pasti bahwa Matahari mengelilingi Bumi.Bisa jadi bahwa Bumi yang berputar pada dirinya sendiri sambil bergerak mengelilingi Matahari. seperti ketiga percobaan terakhir di atas.
Lalu bagaimana dengan kenyataan Alquran bahwa matahari beredar pada garis edarnya? Ini dibuktikan pada percobaan keempat di atas, bahwa ketika S bergerak mengelilingi sesuatu yang lain, A tidak terpengaruh pada kondisi mengalami penglihatan terhadap S (siang) dan kehilangan penglihatan terhadap S (malam). Dengan demikian, walaupun Matahari mengelilingi sesuatu yang lain, Bumi tetap akan mengalami siang dan malam.
Bagaimana dengan bulan? Kita pahami bahwa bulan memiliki manzilah, kadang ia terlihat penuh kadang ia terlihat seperti sabit atau pelepah kurma yang kering. kita juga dapati fenomena gerhana bulan maupun gerhana matahari sebagai salah satu tanda alam sebagai tanda kekuasaan Allah. Dengan demikian, bulan haruslah berada di antara Matahari dan Bumi. Kita dapati kenyataan di dalam Alquran bahwa matahari tidaklah akan mendapatkan bulan dan malam tidak dapat mendahului siang.
Mari kita ajak orang ketiga yaitu Qomar (Q) sebagai bulan pada percobaan berikut.
Jika A diam dan Q bergerak mengelilingi A dari kiri ke kanan, maka kita dapati bahwa Q mengelilingi A. Karena Q harus berada di antara S dan A. Apabila percobaan pertama diterapkan juga, dimana S juga mengelilingi A maka kita akan dapati bahwa S selalu mendapatkan Q. Dengan demikian bukti ini bertentangan dengan kenyataan Alquran bahwa matahari tidaklah selalu mendapatkan bulan.
Jika kita terapkan percobaan kedua dimana S diam, A berputar pada porosnya, dan Q bergerak mengelilingi A. Maka kita dapati pada suatu waktu S tidak mendapati Q karena Q berada di balik A. Maka ini dapat menjelaskan fenomena bahwa matahari tidak selalu mendapatkan bulan.
Apabila Q berada di antara S dan A dalam suatu garis lurus, maka kita dapat menyamakan dengan fenomena gerhana matahari. Apabila Q berada di belakang A dalam suatu garis lurus terhadap S, maka kita sebut ini sebagai fenomena gerhana bulan.
Mari kita lakukan percobaan bahwa semua S, A dan Q bergerak pada garis edarnya masing-masing, yaitu S mengelilingi pohon, A mengelilingi S sambil berputar pada porosnya, dan Q mengelilingi A. Maka kita dapati bahwa bergerak pada garis edarnya masing-masing tidak menunjukkan secara pasti bahwa matahari mengelilingi bumi, bahkan mendukung fenomena yang lain yaitu fenomena malam dan siang, terbit dan terbenam, serta gerhana bulan dan gerhana matahari.
Jika dalam kesemua percobaan tersebut Syam, Ardi maupun Qomar merasa limbung dan tidak harmonis dalam bergerak, maka itu karena kelemahan kita sebagai manusia. Sedangkan Allah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu, membuat harmonisasi gerak alam semesta.
Hingga suatu saat matahari meminta izin kepada Allah kemudian tidak diizinkan dan disuruhlah ia terbit dari tempat terbenamnya. Maka pada saat itulah terjadi keguncangan karena matahari membalik arah edarnya sehingga membuat bumi berbalik arah putar sehingga manusia di bumi mendapatkan bahwa matahari terbit dari barat.
Demikian percobaan sederhana saya yang bodoh ini tentang gerak benda alam. Insya Allah tidak ada pertentangan antara nash dengan penglihatan manusia. Semoga Allah menetapkan hati kita dalam kebenaran. Wallahu a’lam.
semua teori benar,yg salah teori darwin masa nenek moyang kita kera,kera sakti juga ngk gitu2 amat,sory kiding. 😀
Sampai saat ini saya masih berpegang pada pendapat bahwa bumi berevolusi terhadap matahari. Dan membenarkan semua ayat qur’an dan hadits yg menyatakan bahwa matahari dan bulan bergerak pada bidang edarnya. Saya memohon ampunan kepada ALLAH dari tindakan menafsirkan qur’an karena bukan seorang mufassir tp apa yg saya ungkapkan merupakan analisa terhadap ilmu pengetahuan. Allah menciptakan bumi sebagai tempat bermukim bagi manusia oleh karena itu bumi harus lah aman dan nyaman untuk ditinggali, karena itu ALLAH menahan langit supaya tidak jatuh dgn sunatulloh-Nya diciptakan gravitasi dan atmosfer. Agar manusia tidak mengalami guncangan maka diciptakan gunung2 krn kulit bumi selalu bergerak tetapi manusia tidak menyadarinya kecuali ada gempa bumi.
[…] kepada permasalahan bumi mengelilingi matahari, walaupun telah diungkapkan secara teoritis oleh para ilmuwan Islam, dan secara matematika […]
dan tentang quran, saya rasa kita tidak perlu mencocok-cocokkan quran dengan kenyataan sains karena quran itu turun pada masa manusia belum terlalu mengerti sains, dan tidak mungkin muhammad berkata pada mereka bahwa bumilah yg bergerak mengelilingi matahari, bisa bertambah banyak orang menganggapnya gila. Ada hal penting lainnya yg disampaikan Muhammad daripada membela kebenaran bahwa bumi mengelilingi matahari.
I am not going to match the quran to the science… karena apa yang disebut “kenyataan” oleh sains masih selalu berkembang dan terbantah dengan penemuan baru. Sedangkan Quran adalah the words of God, yang pasti tidak akan terbantahkan. Jadi kenyataan seharusnya yang sesuai dengan Quran.
pernyataan Anda “tidak mungkin muhammad berkata pada mereka bahwa bumilah yg bergerak mengelilingi matahari” adalah ANEH.
Jika perkara itu menurut Anda adalah sebuah “kebenaran”, berarti Anda mencoba menyatakan bahwa Nabi shollallahu alaihi wasallam menyembunyikan kebenaran?
Padahal tidak satupun yang dikatakan dan diikuti oleh beliau kecuali apa yang diwahyukan oleh Allah azza wa jalla kepadanya.
Jika Anda menyimak Al-Quran, yang di dalamnya tersurat bahwa matahari terbit dan tenggelam (yang berarti matahari mengelilingi bumi) saja tertulis:
QS 15:6. Mereka berkata: “Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila”
🙂
[…] mas wiratno membuat saya berpikir ulang dan mencoba menjawabnya lebih sederhana. Pertanyaan itu tentang kemana […]
http://attanzil.wordpress.com/2009/01/16/al-quran-dan-ilmu-astronomi/
silakan klik pada link tersebut untuk mendapatkan copy kitab Alquran dan Astronomi karya Syaikh Mahmud Syukri al-Alusi
Bismillahirrahmanirrahim
1.Kalau anda bicara logika, maka logika juga bisa membantahnya..
Kalau anda berpendapat bahwa bumi berputar pada porosnya, maka kita dapatkan kecepatan bumi berputar sekali dalam 24 jam adalah kir-kira 1.906,25 km/jam.
Keliling bumi kira-kira =45.750km
(lihat http://shobru.wordpress.com/sains/mengukur-keliling-bumi/).
Kalau anda diputar/digerakkan dengan kecepatan tersebut, terus anda sudah sampai kemana kira-kira???
Tengoklah..seandainya bumi berputar dengan kecepatan 1.906,25 km/jam tentulah kita dan semua benda terpelanting entah sampai di mana,pohon-pohon akan condong ke satu arah.
Kalau anda menjawab, bahwa kita dan semua tidak terpelanting karena ada gaya gravitasi, maka saya tanya anda:Kalau anda lari kencang, maka diam atau bergerakkah rambut anda dan ke arah mana bergerak??? Saat anda lari ada/tidak adakah gravitasi???
Pernahkah anda mengalami gempa bumi/menyaksikan gempa bumi? Gempa dahsyat yang mengguncang Jogja th 2006 adalah 5,9 SR. Bukankah ada gravitasi?? kok terasa… Apalagi seandainya bumi berputar sangat-sangat kencang 1.906,25km/jam-seperti sangkaan anda- tentu akan terjadi gempa sangat-sangat dahsyat.
2. Allah Sang Pencipta alam semesta ini tentu lebih tahu tentang apa yang Dia ciptakan lengkap dengan seluk-beluknya, termasuk benda apa yang berputar dan mana yang diam. Allah kemudian wahyukan kepada
Nabi-Nya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
3. Berita yang datang dari orang fasik, apalagi orang kafir tidak bisa diterima begitu saja, bahkan Allah perintahkan kepada kita untuk tabyyun dan tatsabbut.
4.Kalau ada teks Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan akal kita, maka ketahuilah bahwa akal kita yang belum mampu mencernanya.Dan jangan salahkan Al-Qur’an.
5. Ulama Ahlussunnah, seperti Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin adalah ulama yang paham Al-Qur’an dan Al-Hadits yang sudah diakui keilmuannya oleh ulama kibar lainnya, maka hendaklah kita lebih percaya kepada ucapan belaiau dari pada ucapan orang-orang kafir dengan segala teorinya. Seandainya pendapat beliau ini salah tentulah ulama yang lain tidak akan tinggal diam.
Maka berikut ini simaklah penuturan beliau
Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita ke jalan yang lurus. Amin ya Rabbal ‘alamin
4.
Re: Fatwa Matahahari Mengelilingi Bumi
Posted by: “Rahmawaty Woly” bintu_muhamad@yahoo.com bintu_muhamad
Sat Feb 14, 2009 7:01 pm (PST)
Apakah Matahari Berputar Mengelilingi Bumi ?
Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin
Pertanyaan:
Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin ditanya: “Apakah Matahari berputar mengelilingi bumi?”
Jawaban.
“Dhahirnya dalil-dalil syar’i menetapkan bahwa mataharilah yang berputar mengelilingi bumi dan dengan perputarannya itulah menyebabkan terjadinya pergantian siang dan malam di permukaan bumi, tidak ada hak bagi kita untuk melewati dhahirnya dalil-dalil ini kecuali dengan dalil yang lebih kuat dari hal itu yang memberi peluang bagi kita untuk menakwilkan dari dhahirnya. Diantara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa matahari berputar mengelilingi bumi sehingga terjadi pergantian siang dan malam adalah sebagai berikut.
[1]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Ibrahim akan hujahnya terhadap yang membantahnya tentang Rabb.
“Artinya : Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” [Al Baqarah : 258]
Maka keadaan keadaan matahari yang didatangkan dari timur merupakan dalil yang dhahir bahwa matahari berputar mengelilingi bumi.
[2]. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman juga tentang Ibrahim.
“Artinya : Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: ‘Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar’, maka tatkala matahari itu terbenam dia berkata : ‘Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. ‘” [Al-An’am : 78]
Jika Allah menjadikan bumi yang mengelilingi matahari niscaya Allah berkata: “Ketika bumi itu hilang darinya”.
[3]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka berada disebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.” [Al-Kahfi : 17]
Allah menjadikan yang condong dan menjauhi adalah matahari, itu adalah dalil bahwa gerakan itu adalah dari matahari, kalau gerakan itu dari bumi niscaya Dia berkata: “gua mereka condong darinya(matahari) “. Begitu pula bahwa penyandaran terbit dan terbenam kepada matahari menunjukkan bahwa dialah yang berputar meskipun dilalahnya lebih sedikit dibandingkan dilalah firmanNya “(condong) dan menjauhi mereka)”.
[4]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” [Al-Anbiya’ : 33]
Ibnu Abbas radhiallahu anhu berkata:”Berputar dalam suatu garis peredaran seperti alat pemintal”. Penjelasan itu terkenal darinya.
[5]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat,” [Al-A’raf : 54]
Allah menjadikan malam mengejar siang, dan yang mengejar itu yang bergerak dan sudah maklum bahwa siang dan malam itu mengikuti matahari.
[6]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
“Artinya : Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang banar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” [Az Zumar : 5]
FirmanNya: “Menutupkan malam atau siang” artinya memutarkannya atasnya seperti tutup sorban menunjukkan bahwa berputar adalah dari malam dan siang atas bumi. Kalau saja bumi yang berputar atas keduanya (malam dan siang) niscaya Dia berkata: “Dia menutupkan bumi atas malam dan siang”. Dan firmanNya: “matahari dan bulan, semuanya berjalan”, menerangkan apa yang terdahulu menunjukkan bahwa matahari dan bulan keduanya berjalan dengan jalan yang sebenarnya (hissiyan makaniyan), karena menundukkan yang bergerak dengan gerakannya lebih jelas maknanya daripada menundukkan yang tetap diam tidak bergerak.
[7]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengirinya,” [Asy-Syam : 1-2]
Makna (mengiringinya) adalah datang setelahnya. dan itu dalil yang menunjukkan atas berjalan dan berputarnya matahari dan bulan atas bumi. Seandainya bumi yang berputar mengeliligi keduanya tidak akan bulan itu mengiringi matahari, akan tetapi kadang-kadang bumi mengelilingi matahari dan kadang-kadang matahari mengeliling bulan, karena matahari lebih tinggi dari pada bulan. Dan untuk menyimpulan ayat ini membutuhkan pengamatan.
[8]. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
“Artinya : Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dan malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai tandan yang tua. Tidaklah mugkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa-Siin : 37-40]
Penyandaran kata berjalan kepada matahari dan Dia jadikan hal itu sebagai kadar/batas dari Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui menunjukkan bahwa itu adalah haqiqi (sebenarnya) dengan kadar yang sempurna, yang mengakibatkan terjadinya perbedaan siang malam dan batas-batas (waktu). Dan penetapan batas-batas edar bulan menunjukkan perpindahannya di garis edar tersebut. Kalau seandainya bumi yang berputar mengelilingi maka penetapan garis edar itu bukannya untuk bulan. Peniadaan bertemunya matahari dengan bulan dan malam mendahului siang menunjukkan pengertian gerakan muncul dari matahari, bulan malam dan siang.
[9]. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam berkata kepada Abu Dzar radhiallahu anhu dan matahari telah terbenam.
“Artinya : Apakah kamu tahu kemana matahari itu pergi ?” Dia menjawab: “Allah dan RasulNya lebih tahu”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya dia pergi lalu bersujud di bawah arsy, kemudian minta izin lalu diijinkan baginya, hampir-hampir dia minta izin lalu tidak diijinkan. Kemudian dikatakan kepadanya: “Kembalilah dari arah kamu datang lalu dia terbit dari barat (tempat terbenamnya) atau sebagaimana dia bersabda [Muttafaq ‘alaih] [1]
PerkataanNya: “Kembalilah dari arah kamu datang, lalu dia terbit dari tempat terbenamnya” sangatlah jelas sekali bahwa dia (matahari) itulah yang berputar mengelilingi bumi dengan perputarannya itu terjadinya terbit dan terbenam.
[10]. Hadits-hadits yang banyak tentang penyandaran terbit dan terbenam kepada matahari, maka itu jelas tentang terjadinya hal itu dari matahari tidak kepada bumi.”
Boleh jadi disana masih banyak dalil-dalil lain yang tidak saya hadirkan sekarang, namun apa yang telah saya sebutkan sudah cukup tentang apa yang saya maksudkan. Wallahu Muwaffiq.”
[Disalin dari Majmu Fatawa Arkanul Islam, edisi Indonesia Majmu Fatawa Solusi Problematika Umat Islam Seputar Akidah Dan Ibadah, Penulis Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Terbitan Pustaka Arafah]
Jazakallahu khairan, pak Wiratno.
Dari http://www.al-islam.com/articles/articles-e.asp?fname=Q_S000 kita bisa membaca tulisan Maurice Bucaille mengenai Alquran dan Sains Modern.
Dan ada beberapa link berikut sebagai bahan bacaan ringan:
http://daunsalam.net/umum/mempertanyakan.htm
http://langitselatan.com/2007/04/21/bagaimana-membuktikan-bahwa-bumi-mengelilingi-matahari-dan-bukan-sebaliknya/
http://langitselatan.com/2008/03/20/vernal-equinox/
http://www.thefreelibrary.com/The+Earth+is+really+moving-a0134381202
http://ech.blogspot.com/2006/07/matahari-mengelilingi-bumi.html
“Kalau anda diputar/digerakkan dengan kecepatan tersebut, terus anda sudah sampai kemana kira-kira???
Tengoklah..seandainya bumi berputar dengan kecepatan 1.906,25 km/jam tentulah kita dan semua benda terpelanting entah sampai di mana,pohon-pohon akan condong ke satu arah.”
hai, yg membuat kita terlempar pada putaran sebuah poros bukanlah kecepatan, melainkan percepatan (perubahan kecepatan). Semua gaya termasuk sentripetal dan sentrifugal dihasilkan dari perceapatan karena F = m * a. Ketika kecepatan stabil (tidak ada percepatan), maka semua benda yg terkait poros tersebut akan stabil.
Ketika bumi masih awal berputar, semua yg ada di permukaan bumi berhamburan keluar, saat itupun bumi masih panas dan cair. Ketika bumi mulai mengalami kecepatan stabil, semua di permukaan bumi hanya mengalami gravitasi, tidak lagi mengalami sentripetal/sentrifugal karena tidak ada lagi percepatan.
Kalau kita naik mobil dengan kecepatan stabil, kita
akan duduk stabil karena gravitasi memaku kita di tempat duduk, tapi ketika kita mempercepatnya dengan perubahan kecepatan tinggi, misal dari 40 km/jam menjadi 160 km/jam dalam 10 detik (porchce, buggati dan ferrari bisa melakukannya), maka kita kita akan tertarik ke belakang, karena adanya gaya yg lebih besar dari gravitasi.
Itu sebabnya kita tidak merasakan kecepatan bumi berputar karena tidak ada percepatan yg membuat kita terpental. Seberapapun kecepatan bumi, selama dia tidak bertambah cepat, kita tidak akan terpelanting, karena hanya gravitasi yg bekerja pada kita, kecuali jika karena satu hal bumi mengalami percepatan, mungkin kita akan terlempar keluar angkasa.
your statement is exactly the same as they I was thought and believed :)that always can be found in science text book.
but can you explain the character of the wind?
di mobil kita merasakan angin karena pergerakan udara, begitu pula pada roller coaster yang dengan kecepatan tetap kita tidak jatuh pada gerak melingkar namun kita merasakan angin juga.
lalu mengapa di bumi arah angin tidak selalu sesuai dengan arah rotasinya?