Resensi: Maria Al-Qibthiyah

Karena tertarik dengan booth Mizan di Pasar Festival yang menawarkan harga diskon hingga 50%, membuat saya terdorong untuk memborong beberapa buku. Di antara buku yang saya beli adalah buku yang mengulas tentang kehidupan Maria Al-Qibthiyah, salah seorang istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Buku ini merupakan terjemahan dari buku karya Abdullah Hajjaj yaitu Mariyah Al-Qibthiyyah Ummu Ibrahim.[1]

Dari Mukadimah yang ditulis oleh Abdullah Hajjaj, si penulis didapatkan informasi bahwa hal-hal yang dibahas dalam buku tersebut adalah kisah tentang pribadi Maria Al-Qibthiyah dan putranya Ibrahim, kemudian kisah Shafiyyah binti Huyay dan Raihanah. Ketiga istri Nabi tersebut adalah berasal dari kalangan Ahlul Kitab yang masuk Islam setelah menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang muslim memperlakukan mereka dengan baik, sehingga masuk Islamnya mereka itu atas dasar pilihan sendiri. Penulis juga menyertakan pembahasan khusus mengenai kemiripan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dengan Nabi Ibrahim alaihis salam dari sisi millah (agama) dan suluk (akhlak).

Sedangkan pada versi terjemahan ini, mizania melengkapi pembahasan dengan 2 hal yaitu: (1) Informasi mengenai sejarah Kristen Koptik, sebagai tambahan dalam memahami latar belakang Maria Al-Qibthiyah, dan (2) Lampiran yang merupakan tulisan dari Muhammad Rasyid Ridha mengulas tentang teladan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam berinteraksi dengan istri-istrinya.

Buku ini diawali dengan memaparkan tentang beberapa keistimewaan Mesir, negeri asal Maria, sebagaimana dikutip dari kitab suci dan hadits nabi. Pemaparan ini dimaksudkan agar memberi latar belakang yang cukup bagi para pembaca mengenai tokoh yang diperkenalkan dan diulas kehidupan maupun kepribadiannya oleh sang penulis.

Di antara istri-istri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, Maria Al-Qibthiyah adalah sosok yang hampir terlupakan padahal dari buah cinta keduanya lahirlah seorang putra bernama Ibrahim, satu-satunya putra Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang lahir pada masa kenabian beliau. Maria adalah hadiah dari Raja Muqauqis, penguasa negeri Mesir, untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai bentuk penghormatan sang raja kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, walaupun sang raja tetap dalam keimanannya sebagai seorang Kristen.

Dalam beberapa buku lainnya dituliskan bahwa Maria adalah selir Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena ia dinikahi bukan sebagai istri, melainkan tetap sebagai hamba sahaya. Dan lahirnya Ibrahim menjadi pembebas status hamba sahaya dan jadilah ia secara resmi sebagai istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Pada masa itu membebaskan hamba sahaya merupakan hal yang sangat memberatkan, oleh karenanya Nabi shallallahu alaihi wasallam sangat memotivasi umat dengan menjanjikan pahala yang besar dalam membebaskan budak. Dan salah satu kemudahan dalam cara membebaskan budak adalah dengan melahirkan anak dari tuannya, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika membebaskan Maria.

Maria adalah sosok perempuan yang memiliki pemahaman agama yang baik dan telah mendapat penyucian dari  Allah dari prasangka buruk manusia. Diketahui bahwa salah satu ayat Al-Quran diturunkan berkenaan dengan kisah beliau. Bahkan Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar radliyallahu anhuma memuji Maria karena terpukau akan keelokan paras dan akhlaknya.

Kelebihan buku ini adalah kisah-kisah di dalamnya didukung oleh bukti-bukti otentik yang diambil dari kumpulan hadits-hadits sahih, seperti Al-Bukhari dan Muslim, serta beberapa riwayat lainnya. Kalaupun ada sebagian kisah yang menukil hadits hasan ataupun mursal maka penulis menjelaskan mengapa hadits tersebut digunakan dan bagaimana derajatnya.

Buku ini memang sengaja disusun mengikuti kaidah ilmiah, sehingga dirasa agak kurang nyaman bagi pembaca yang menyukai kisah-kisah novel atau roman karena alur ceritanya tidak diatur secara kronologis dan menghanyutkan. Bahkan mungkin dirasa membosankan oleh sebagian pembaca karena mengulang-ulang kisah. Hal ini disebabkan karena dalam tradisi hadits, sebuah matan (isi) hadits yang memuat pembahasan yang sama ataupun serupa tidaklah dianggap sebagai sebuah hadits apabila memiliki jalur periwayatan yang berbeda, melainkan setiap jalur periwayatan disebut sebagai hadits tersendiri.

Ada juga sedikit ketidaknyamanan ketika saya mendapati bahwa lampiran mengenai teladan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam berinteraksi dengan istri-istrinya ternyata bukan tulisan sang penulis buku. Hal itu terjadi karena di dalam daftar isi hanya menulis judul tulisan, sedangkan ketika membuka halaman lampiran terpampang bahwa ulasan tersebut ditulis oleh Muhammad Rasyid Ridha.

Kelemahan lain dari buku ini adalah masalah tata letak. Beberapa foto mengenai relik-relik yang dianggap berhubungan dengan isi tulisan memerlukan penataan letak yang lebih baik lagi. Catatan akhir (end note) yang dipilih sebagai pengganti catatan kaki (foot note) juga membuat tidak nyaman bagi pembaca yang ingin tahu segera sumber rujukan kisah yang dipaparkan.

Informasi tambahan mengenai sejarah Kristen Koptik yang ditempatkan  di tengah-tengah buku dirasa mengganggu. Selain karena tidak terdapat dalam daftar isi, ternyata informasi ini bukanlah berasal dari penulis, melainkan dikutip dari sumber lain yang dimuat pula alamat rujukannya. Seandainya informasi ini ditempatkan sebagai lampiran, sebagaimana tulisan Muhammad Rasyid Ridha, barangkali masih dapat diterima.

Bagaimanapun buku ini boleh menjadi buku saku (walaupun ukurannya tidak sebesar saku) bagi pembaca yang hendak mengenal lebih jauh mengenai Maria Al-Qibthiyyah dan juga istri-istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang lainnya. Sedangkan bagi pembaca yang hendak lebih jauh disarankan untuk membaca Sirah Nabawiyah.

AEP, Depok, 02042010


[1] Abdullah Hajjaj, Maria Al-Qibthiyah: The Forgotten Love of Muhammad Saw., Mizania, Cetakan II, 2008

2 Responses to Resensi: Maria Al-Qibthiyah

  1. Kautsar berkata:

    jazakallah.. info yang bermanfaat.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: