Di Amerika Serikat tidak sebarang orang boleh memiliki kartu sim tanpa membeli handphone. Harga hape terbilang murah karena diikat kontrak dengan kartu sim. Sehingga untuk membawa hape keluar untuk menggunakan kartu sim lain, hape harus di-unlock terlebih dahulu. Sedangkan di Inggris, kondisi mirip di Indonesia, di mana diberi kebebasan bagi konsumen memilih apakah membeli hape yang berkontrak dengan penyedia kartu sim, atau cukup membeli sim saja dengan pulsa isi ulang.
Begitu banyak penyedia layanan GSM yang menawarkan kemudahan bagi para pengunjung berupa telepon murah ke tujuan internasional. Dan kartu sim itu juga menyediakan layanan gartis panggilan dan sms sesama pengguna kartu sim yang sama. Mirip-mirip lah dengan di Indonesia 🙂
Untuk melakukan panggilan ke telepon rumah atau CDMA di Indonesia, saya hanya dipotong 10p (0.1 poundsterling) per menitnya. Sayangnya saya juga harus membayar harga yang sama untuk 1 buah sms yang saya kirimkan 😦
Menggunakan kartu sim lokal, jika tersedia, merupakan pilihan bagi saya mengingat roaming internasional dengan menggunakan kartu sim Indonesia cukup mahal, baik memanggil apalagi menerima. Lagipula walaupun sim saya disediakan oleh perusahaan dan mendapat jatah sekitar Rp350 ribu sebulan, biaya komunikasi selama di luar negeri tidaklah ditanggung oleh perusahaan, alias potong gaji jika berlebih dari jatah. Yah, sedikit runaway dulu dari urusan kantor lah :p