Susu Yang Aman Untuk Bayi

20 Februari, 2011

Sementara banyak orang meributkan susu formula yang terkontaminasi oleh bakteri Enterobacter Sakazakii, meributkan tanggung jawab siapa yang berhak mengumumkan kepada publik mengenai produk-produk susu formula yang tidak aman bagi bayi tersebut, meributkan kegelisahan para ibu yang tidak dapat memberikan susu kepada anak-anaknya lantaran hal itu, muncul semangat untuk menggairahkan kembali program Air Susu Ibu (ASI) sebagai susu yang paling aman untuk bayi. Para penggiat ASI ini datang dari komunitaskomunitas yang menyadari betapa pentingnya ASI sebagai nutrisi pertama anak-anak mereka. Dengan didukung oleh bukti-bukti medis mengenai manfaat ASI dan penyusuan eksklusif, dikampanyekanlah kembali pentingnya ASI.

Telah disepakati secara umum bahwa ASI adalah makanan terbaik dan teraman bagi bayi, terutama sekali jika eksklusif dalam enam bulan pertama, maka setelahnya menjadi sebuah keutamaan hingga usia dua tahun (masa penyapihan). Dalam masa penyusuan itu, selain mendapatkan manfaat nutrisi dari ibunya, bayi belajar mengenal dan membentuk karakter, diiringi oleh kasih sayang yang diberikan sang ibu.

Kemudian satu persoalan dimunculkan, bagaimana dengan ibu-ibu yang tidak keluar ASI-nya atau karena suatu justifikasi medis tidak dapat menyusui bayinya yang baru lahir dan membutuhkan ASI, sedangkan susu formula yang beredar tidak terjamin keamanannya bagi kesehatan bayi? ASI Perah dari pendonor atau bank ASI pun diajukan sebagai salah satu solusinya. Sehingga polemik mengiringi masalah ASI perah ini, apakah termasuk penyusuan yang aman atau dibenarkan baik secara agama maupun budaya.

Bicara tentang budaya, dikenal peribahasa  ”di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak” dan “lain ladang lain belalang lain lubuk lain pula ikannya”, sehingga persoalan menggunakan ASI perah atau menyusukan anak kepada orang lain tidak dapat dipukulratakan perlakuannya antara satu budaya dengan budaya lainnya. Lain halnya jika mengacu kepada agama yang memiliki aturan yang jelas bagi para pemeluknya, ia bisa menjadi standar ketakwaan seseorang.

Dalam Al-Qur’an surat Albaqarah ayat 233, Allah menganjurkan para ibu untuk menyusui anak-anaknya selama dua tahun sebagai masa penyusuan yang sempurna, membolehkan penyapihan sebelum dua tahun atas kerelaan dan musyawarah ayah ibunya, serta membolehkan anak-anaknya disusui oleh orang lain. Dapat dibaca penjelasannya secara komprehensif di artikel yang ditulis oleh seorang ustadzah mengenai hukum penyusuan.

Dengan demikian yang perlu diperhatikan bagi ibu-ibu yang menggunakan ASI perah dari donor atau bank ASI adalah mengetahui latar belakang pendonor ASI perah, agama, akhlak dan tabiatnya, serta riwayat penyakit yang dideritanya.  Serta perlu mencatat dengan baik histori dan frekuensi penggunaan ASI perah tersebut oleh sebab penyusuan lebih dari lima kali yang mengenyangkan bayi sebelum disapih dapat menjadikan hubungan mahram.

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/02/20/susu-yang-aman-untuk-bayi/


Alah Limau oleh Benalu

19 Februari, 2011

Peribahasa yang jadi judul tulisan ini barangkali sedikit diketahui orang jaman sekarang. Lahir dari budaya dan fenomena di perkebunan di mana tumbuhan benalu mematikan pokok limau yang menjadi inangnya sehingga tidak beroleh panen yang baik karena mati sebelum sempat berputik, digambarkan dengan sangat indah dalam cerpen berjudul “Taman Benalu” karya Damhuri Muhammad. Benalu adalah sekelompok tumbuhan parasit yang tumbuh pada pokok tumbuhan lain, menghasilkan getah yang lengket.

next on http://filsafat.kompasiana.com/2011/02/19/alah-limau-oleh-benalu/


semua menulis apa saja

14 Februari, 2011

daripada di blogdetik yang saya hanya memindahkan sebagian dari isi wordpress, saya mencoba kompasiana. alasan sederhana: siapapun bisa menulis apa saja, namun seseorang bisa merasa lebih nyaman di suatu wadah penulisan daripada yang lain.


dalam bayang-bayang opini

11 Februari, 2011

Tulisan di http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2011/02/09/Opini/krn.20110209.226563.id.html yang ditulis oleh seorang dosen salah satu universitas ternama berlabel Islam, terus terang bikin saya tersenyum  membacanya. Di dalam opininya sang penulis mengajak pembaca untuk melihat sejarah Islam yang telah memberikan ruang bagi perbedaan paham dalam soal akidah.

Penulis artikel menengok bagaimana para pendukung Sayidina Ali dan para pendukung Sayidina Usman saling mengkafirkan, saling mengeluarkan mereka dari Islam. Padahal mereka semua para pengikut setia Nabi. Mereka berebut pengaruh.

Sejarah menunjukkan bahwa fitnah yang terjadi di masa kedua khalifah itu muncul akibat tumbuhnya pemikiran baru yang tidak sepaham dengan akar Islam semula. Di antara Ali ibn Abi Thalib dan Utsman ibn Affan tidak ada perselisihan, bahkan mereka berdua berlepas tangan dari kelompok-kelompok yang mengaku-aku mendukung mereka. Jadi tuduhan penulis artikel bahwa kedua sahabat Rasulullah itu berebut pengaruh adalah tidak berdasar (kalau tidak boleh dibilang menghina).

Penulis artikel kemudian menengok perdebatan besar para ulama Asyariah (baca: Asy’ariyah) dan Mu’tazilah tentang hakikat wahyu atau Al-Quran, apakah ia kekal (qadim) atau baru (hadis).

Keduanya adalah pemahaman yang lebih mengedepankan akal (logika) dan ilmu kalam (filsafat) daripada wahyu dan sunnah Rasulullah dalam memahami Islam. Bagaimanapun besarnya perdebatan di antara mereka ternyata pemahaman keduanya sepakat pada pernyataan bahwa Al-Quran adalah diciptakan, perbedaannya hanya pada definisi sifat Allah “yang berbicara”. Sementara itu ulama Ahlus Sunnah, Imam Ahmad ibn Hanbal yang bersikukuh kepada pemahaman bahwa Al-Quran adalah firman Allah, menjadi salah satu korban kelaliman penguasa saat itu dan harus mendekam di dalam siksaan penjara.

Penulis artikel juga menengok tentang adanya ulama besar tasawuf, seperti Yazid Albustami (baca: Abu Yazid Al-Bustami) atau Al-Hallaj, yang punya ungkapan ganjil bagi awam umat Islam ketika mengatakan, misalnya, “tidak ada Tuhan selain Aku”; “Aku adalah Tuhan”, dan seterusnya.

Tasawuf adalah pemahaman yang berlebih-lebihan dalam hal zuhud dan ibadah, terpengaruh oleh ajaran kependetaan nasrani, hindu dan buddha. Abu Yazid Al-Bustami adalah tokoh sufi pertama yang menimbulkan ajaran fana dan baqa’ untuk mencapai ittihad dengan Tuhan (manunggaling kawula gusti). Diikuti oleh Al-Hallaj yang mengaku sebagai Tuhan dan diakui oleh pengikutnya. Oleh karena pemahaman  ini ia dikafirkan, dibunuh dan disalib oleh penguasa saat itu.

Penulis artikel mengungkapkan bahwa itu semua wilayah akidah dan, karena itu, beda paham dalam soal akidah juga biasa saja. Dan semuanya (dibolehkan) berdasarkan atas otoritas keulaman mereka.

Dengan pernyataan ini juga penulis artikel seakan sepakat bahwa perbedaan akidah dibolehkan dalam Islam. Padahal akidah adalah sesuatu yang amat mendasar dalam menjalankan agama. Akidah Islam dibangun di atas Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para Sahabat Rasulullah sebagai generasi terbaik umat Islam. Ibarat bangunan, apapun yang dibangun di atas pondasi yang sama masih dapat dikatakan sebagai satu bangunan. Namun sesuatu yang dibangun di atas pondasi yang berbeda tentu ialah bangunan yang lain. Begitupun akidah, jika sudah berbeda, maka ia bukan lagi Islam.

Jika akidah Islam mengakui bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir dan tidak ada nabi sesudahnya, sedangkan pendiri Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad mengaku-aku bahwa dirinya adalah seorang nabi.

Penulis artikel menuding para ulama bernafsu mengeluarkan Ahmadiyah dari Islam dengan memonopoli arti dan makna Islam itu, sehingga paham yang lain harus dimusnahkan. Padahal tanpa perlu dikeluarkan dari Islam, Ahmadiyah dengan sendirinya  bukan Islam.

Lebih dari itu, penulis menganggap para ulama berhasil menciptakan ketakutan di seantero negeri. Padahal boleh jadi justru media yang berhasil mengangkat sudut pandang yang mengerikan dan membuat teror.

Saya sendiri sangat tidak sepakat dengan pelegalan tindakan kriminal untuk menendang Ahmadiyah keluar dari Islam, dan juga saya lebih tidak sepakat jika model Ahmadiyah maupun aliran-aliran sesat lainnya tetap menghubung-hubungkan diri dengan Islam.

Boleh jadi jika ia diakui sebagai agama tersendiri, sebagaimana pernah diterapkan kepada agama Kong Hu Cu, atau dikategorikan ke dalam aliran kepercayaan. Di sinilah diperlukan kebijakan dan upaya penguasa (baca: pemerintah) yang diharapkan mampu menaungi masyarakat untuk tetap hidup damai berdampingan. Mudah-mudahan persinggungan agama dapat diminimalisasi sehingga kekhawatiran penulis artikel akan kuasa umat yang menakut-nakuti seantero negeri dapat ditepis. 🙂


tidak pertjaja bahwa mirza gulam ahmad adalah nabi

11 Februari, 2011

Judul ini persis dengan tulisan saya sebelumnya di http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/02/12/tidak-pertjaja-bahwa-mirza-gulam-ahmad-adalah-nabi/ yang dengan terpaksa dihapus oleh admin kompasiana karena dianggap tulisan hanya copy-paste hasil karya orang lain. Yang sebenarnya adalah saya mengetik ulang dari buku “Dibawah Bendera Revolusi”, Djilid Pertama, Tjetakan Ketiga, 1964, halaman 345-347. Namun waktu 2 jam yang saya habiskan untuk mengetik ulang itu menjadi sia-sia karena kekhilafan saya memahami Syarat dan Ketentuan Kompasiana.

Tulisan yang saya kutip itu ditulis oleh beliau saat berada di pengasingan di Endeh, yang menjadi kesempatan bagi Ir. Sukarno memperhatikan urusan agama daripada sebelumnya. Dalam tulisan tersebut,  beliau membantah reporter surat kabar “Pemandangan” yang memuat berita bahwa beliau telah mendirikan cabang Ahmadiyah dan menjadi propagandis Ahmadiyah bagian Sulawesi.

“Saja bukan anggauta Ahmadijah. Djadi mustahil saja mendirikan tjabang Ahmadijah atau mendjadi propagandisnja. Apalagi “buat bagian Celebes”! Sedang pelesir kesebuah pulau jang djauhnja hanja beberapa mijl sahadja dari Endeh, saja tidak boleh!”

Ir. Sukarno memang mengakui bahwa dalam beberapa opininya tentang agama terpengaruh pemikiran-pemikiran dari penulis buku-buku yang dibacanya. Beliau mengapresiasi A. Hassan, tokoh Persatuan Islam Bandung yang telah memberikan banyak penerangan tentang Islam. Beliau juga merasa wajib berterima kasih kepada Ahmadiyah.

“Saja tidak pertjaja bahwa Mirza Gulam Ahmad seorang nabi dan belum pertjaja pula bahwa ia seorang mudjaddid. Tapi ada buku-buku keluaran Ahmadijah jang saja dapat banjak faedah daripadanja:”

“Dan tafsir Qur’an buatan Mohammad Ali, walaupun ada beberapa fatsal jang saja tidak setudjui, adalah banjak djuga menolong kepada penerangan bagi saja.”

Beliau mengakui beberapa manfaat yang didapatkan setelah membaca buku-buku Ahamdiyah di samping membaca buku-buku Islam dari Persatuan Islam, Muhammadiyah, Penyiaran Islam, buku-buku dari India dan Mesir, bahkan buku-buku dari orientalis non muslim.

“Dan mengenai Ahmadijah, walaupun beberapa fatsal didalam mereka punja visi saja tolak dengan jakin, toch pada umumnja ada mereka punja “features” jang saja setudjui.”

yaitu rasionalitas, kelebaran pandangan, modernitas, sistematika analitik yang baik.

“Maka oleh karena itulah, walaupun ada beberapa pasal dari Ahmadijah tidak saja setudjui dan malahan saja tolak, misalnja mereka punja “pengeramatan” kepada Mirza Gulam Ahmad, dan mereka punja ketjintaan kepada imperialisme Inggeris , toch saja merasa wadjib berterima kasih atas faedah-faedah dan penerangan-penerangan jang telah saja dapatkan dari mereka punja tulisan-tulisan jang rationeel, modern, broadminded dan logis itu.”

Namun begitu Ir. Sukarno menekankan beberapa hal dalam mempelajari agama Islam.

“Agama Islam hanjalah bisa kita peladjari sedalam-dalamnja, kalau kita membukakan semua pintu-pintu budi akal kita bagi semua pikiran-pikiran jang berhubungan kepadanja dan jang harus kita saring dengan saringan Qur’an dan Sunnah Nabi.

Djikalau benar-benar kita saring kita punja keagamaan itu dengan saringan pusaka ini dan tidak dengan saringan lain, walaupun dari Imam manapun djuga, maka dapatlah kita satu Islam jang tidak berkotoran bid’ah, jang tak bersifat tachajul sedikit djuapun, jang tiada ‘keramat-keramatan’, jang tiada kolot dan mesum, jang bukan ‘hadramautisme’, jang selamanja ‘up to date’, jang rationeel, jang gampang maha-gampang, jang tjinta kemadjuan dan ketjerdasan, jang luas dan ‘broadminded’, jang hidup, jang levend.”

Di akhir surat yang ditulis pada 25 Nopember 1936 itu beliau menegaskan kembali, “bahwa saja bukan seorang ‘Ahmadijah’. Tapi hanja seorang peladjar agama jang sudah njata bukan kolot dan bukanpun seorang ‘pengikut jang taqlid sahadja’.”

Pada artikel “Me-‘muda’-kan Pengertian Islam” yang dimuat pada majalah Pandji Islam, tahun 1940, beliau menggambarkan tentang peranan gerakan Ahmadiyah yang cukup besar pengaruhnya bagi reinterpretasi keagamaan, tidak hanya di India juga di luar India, sampai di Eropa dan Amerika. Dimana sistem corak propaganda yang digunakan Ahmadiyah adalah dengan cara apologetic.

“Ahmadijah adalah salah satu faktor penting didalam pembaharuan pengertian Islam di India, dan satu faktor penting pula didalam propaganda Islam dibenua Eropah chususnja, dikalangan kaum intelektuil seluruh dunia umumnja.”

Pada saat itu, propaganda Ahmadiyah memang ditujukan untuk membuang semua interpretasi yang dianggap salah dan mengajak mencari interpretasi suang baru, bukan yang benar. Berupaya mempertahankan Islam terhadap serangan-serangan dunia Nasrani, tetapi tidak menguatkan akar pondasi akidah umat, bahkan meruntuhkan akidah dengan mengaku sebagai nabi baru.

Begitulah sekelumit pemandangan salah seorang founding father republik ini tentang Ahmadiyah. Tidak sepaham, namun mengakui pengaruhnya terhadap pembaharuan pemikiran.


buah kesabaran

8 Februari, 2011

Dikisahkan, ada dua orang bersaudara yang tinggal berjauhan, salah satunya rajin mengunjungi saudaranya setiap tahun, sebagai amalannya mencari berkah dari menjalin silaturahim. Suatu ketika sampailah ia ke rumah saudaranya kemudian mengetuk pintu setelah mengucapkan salam, “Apakah ini rumah fulan?”. Seorang wanita keluar dari pintu rumah itu sambil menggerutu dan mencaci maki suaminya. Saudara itu pun bertanya, “kemanakah fulan, anak ibuku?” Dijawabnya ia berada di hutan mencari kayu bakar, dengan masih menggerutu dan mencaci suaminya. Tak berapa lama datanglah saudaranya itu dari hutan ditemani seekor harimau yang memanggul kayu bakar. Kedua adik-beradik itu pun tenggelam dalam pembicaraan, tentu di luar urusan pribadi dan internal keluarga.

Satu tahun pun berlalu, ia kembali bersilaturahim. Sesampainya di rumah saudaranya ia bertanya, “Apakah ini rumah fulan?” Keluarlah seorang wanita dengan kata-kata lembut dan menyejukkan. Ketika ditanyakan kemana saudaranya, dijawablah oleh wanita itu dengan baik. Tak berapa lama datanglah saudaranya itu dengan memanggul kayu bakarnya sendiri. Kemudian ia bertanya kepada saudaranya perihal tahun lalu dibandingkan saat tersebut.

Saudaranya itu menceritakan kisahnya bahwa tahun lalu ia memiliki istri yang kurang bersyukur dan panjang lidahnya, maka karena kesabarannya Allah mengutus seekor harimau untuk membantunya mencari kayu bakar. Lalu atas ketetapan Allah, istrinya itu meninggal dunia, kemudian saudaranya itu menikahi wanita lain yang lembut perangainya dan halus tutur katanya, serta tangkas mengurusi rumah tangga. Namun untuk mencari kayu bakar, harus ia lakukan sendiri karena tak ada lagi harimau yang diutus membantunya.


2010 in review

8 Februari, 2011

The stats helper monkeys at WordPress.com mulled over how this blog did in 2010, and here’s a high level summary of its overall blog health:

Healthy blog!

The Blog-Health-o-Meter™ reads Wow.

Crunchy numbers

Featured image

A Boeing 747-400 passenger jet can hold 416 passengers. This blog was viewed about 11,000 times in 2010. That’s about 26 full 747s.

In 2010, there were 97 new posts, growing the total archive of this blog to 503 posts. There were 10 pictures uploaded, taking up a total of 5mb. That’s about a picture per month.

The busiest day of the year was May 10th with 510 views. The most popular post that day was Tupperware promo.

Where did they come from?

The top referring sites in 2010 were snmptn.wordpress.com, id.wordpress.com, google.co.id, facebook.com, and search.conduit.com.

Some visitors came searching, mostly for kursi jati, tupperware promo, arti inspirasi, menuju kesuksesan, and disposisi.

Attractions in 2010

These are the posts and pages that got the most views in 2010.

1

Tupperware promo July 2008

2

kursi jati gaya madura July 2007
3 comments

3

[inspirasi] arti kata July 2008
4 comments

4

Cara Cepat Menjemput Rizki June 2004
12 comments

5

antara disposisi dan dispose May 2008
7 comments


Menceraikan 5 wanita dalam 1 hari

8 Februari, 2011

Dikisahkan seseorang yang beristri 4 murka kepada salah seorang istrinya sehingga ia menceraikannya. Mendengar hal itu, istrinya yg lain bertanya, “wahai fulan, mengapa engkau menceraikan fulanah?” sang suami marah, lalu menceraikannya juga. Istrinya yg lain bertanya hal yang sama kemudian diceraikan. Begitu pula dengan istrinya yang keempat. Datanglah istri tetangganya yang mendengar keributan itu dan bertanya, “wahai fulan, mengapa engkau menceraikan keempat orang istrimu?” Orang yang masih marah itu berkata, “Kamu ngapain mengurusi rumah tangga orang? Akan aku ceraikan kamu juga dari suamimu jika dia mengijinkan.” Maka suami wanita tetangganya mendengar hal itu lalu berkata, “aku mengijinkannya.”


Mesirku malang

4 Februari, 2011

Sebagai sebuah negeri muslim yang telah berada pada peradaban dunia beribu-ribu tahun lamanya, tentulah Mesir memiliki kekayaan khasanah yang mendewasakan masyarakatnya. Namun apa yang terjadi di Mesir beberapa hari belakangan ini tentulah mengiris jiwa. Betapa tidak, darah tertumpah untuk menggulingkan kekuasaan yang dianggap lalim. Ini memang bukan yang pertama kalinya. Mesir sangat berpengalaman dalam hal ini karena tidak hanya di masa demokrasi, juga sering terjadi di masa kesultanan Islam, bahkan di zaman Firaun dan raja-raja Mesir Kuno. Yang sangat disayangkan adalah gejolak ini digerakkan oleh orang-orang yang mengaku muslim dan aktif dalam dakwah.

Apakah mereka lupa dengan Quran dan Hadits yang mereka dakwahkan telah melarang untuk menumpahkan darah sesama muslim? Apakah mereka lupa bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menasihatkan agar setiap muslim tetap mendengar dan taat kepada pemerintah, walaupun ia memukul punggung dan mengambil harta dengan paksa (Ref HR Muslim)? Lalu apa bedanya mereka dengan Bani Israil yang diperingatkan oleh Allah karena telah menumpahkan darah dan mengusir saudara sebangsanya (Ref QS 2:84)? Mereka mengira telah berbuat kebaikan, padahal telah memecah belah dan berbuat kerusakan (Ref. QS 9:107, 2:11).

Semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka, mendamaikan pertikaian di antara mereka dan menganugerahi mereka pemimpin yang bertaqwa.


%d blogger menyukai ini: