Setelah membaca khutbatul hajat, khatib di Masjid Muhammadi membaca surat Albaqarah ayat 183-185 dan menerangkan artinya, bahwa kewajiban puasa atas orang-orang yang beriman adalah sebagaimana telah ditetapkan pada umat terdahulu untuk menjadi orang yang bertakwa. Yaitu pada hari-hari yang telah ditentukan, dan diberi keringanan bagi yang sakit atau dalam perjalanan untuk tidak puasa dan menggantinya di waktu yang lain. Bagi yang mampu berpuasa tetapi berat menjalaninya maka cukup dengan memberi makan orang-orang miskin, sedangkan tetap berpuasa maka hal itu adalah lebih baik baginya. Tetapi hari-hari yang ditentukan pada ayat 184 dihapus dengan ayat 185, yaitu dengan puasa pada bulan Ramadhan, apabila telah menyaksikan bulan. Bagi yang sakit atau dalam perjalanan diberi keringanan untuk tidak puasa dan menggantinya di waktu yang lain. Sedangkan Allah menghendaki kemudahan dalam beragama, bukan kesusahan. Dan diwajibkan pula untuk menggenapkan bilangan bulan Ramadhan lalu bertakbir dan mensyukuri Idul Fitri.
Khatib menyampaikan bahwa dalam menjalani Ramadhan harus dengan kesiapan dan kesabaran. Menurut Ibnul Qayyim ada 3 tingkatan sabar: sabar dalam taat kepada Allah, sabar dalam meninggalkan keharaman pada ketaatan, dan sabar dalam meningkatkan kualitas ketaatan. Maka dalam berpuasa pun dituntut 3 kesabaran: sabar atas perintah puasa, sabar dalam meninggalkan hal-hal dapat membatalkan puasa, dan bersabar dalam meningkatkan kualitas berpuasa.
Ada pula 3 macam manusia yang menjalani puasa:
- mereka yang berpuasa namun tidak meninggalkan maksiat: berpuasa di siang hari, namun di malam hari tetap mabuk dan berzina. Bahkan diantaranya tetap meninggalkan shalat, padahal siapa yang sengaja meninggalkan shalat akan dihukumi kafir.
- mereka yang berpuasa dan berupaya meninggalkan maksiat: inilah kebanyakan manusia, bergelimang dosa di hari-hari sebelumnya, sedangkan di bulan Ramadhan berupaya keras menghapus dosa dan meraup pahala.
- mereka yang telah mengisi hari-harinya sebelumnya dengan ketaatan dan amal salih lalu memasuki Ramadhan dengan kesiapan jiwa dan raga serta amal salihnya pun semakin banyak lalu banyak berharap agar amalannya diterima oleh Allah.
Khatib juga menyampaikan beberapa hadits terkait dengan Ramadhan bahwa kegembiraan menyambutnya dengan penuh keimanan akan mendapat pahala dan menghapus dosa-dosa. Dibukanya seluruh pintu surga untuk menyambut orang-orang yang berpuasa. Ditutupnya seluruh pintu neraka sebagai kasih sayang Allah kepada manusia. Serta dibelenggunya setan-setan agar tidak menggoda manusia yang berpuasa. sehingga tidak ada alasan mengambinghitamkan setan apabila didapati masih ada kejahatan di bulan Ramadhan, karena itu murni datang dari hawa nafsu manusia.
Khutbah Jumat 27 Sya’ban 1432H yang disampaikan dalam bahasa Inggris itu diakhiri dengan nasihat agar sebagai orang beriman, kita mengupayakan untuk mengiringi amal salih kita dengan niat, meninggalkan maksiat dengan niat, dan membersihkan niat kita untuk memperoleh keridaan Allah. Semoga Allah memudahkan.
[29-Jul-2011, Houston, TX]