jadilah pembantu yang cerdas dan berkhidmat

Muamalah antara majikan dan pembantu adalah pembahasan yang tidak akan habisnya karena merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dalam tulisan (maafkanlah ia setiap hari tujuhpuluh kali) telah disebutkan bagaimana adab dan sikap yang baik yang dinasihatkan oleh teladan manusia sepanjang zaman. Terhadap budak yang hak-haknya dimiliki penuh oleh tuannya saja kita diperintahkan untuk berbuat baik apalagi terhadap pembantu yang merupakan orang merdeka. Sehingga berlakulah hak-hak orang merdeka terhadap pembantu, di antaranya memiliki hak diperlakukan dengan baik dan memiliki hak kehidupan. Maka dalam tulisan ini membawakan teladan yang dilakukan oleh Rasulullah salallahu alaihi wasalam, dan pembantunya Anas bin Malik radiyallahu anhu.

Dikisahkan oleh Anas bin Malik bahwa ketika Nabi pertama kali masuk ke kota Madinah beliau tidak memiliki seorang pembantu. Lalu Abu Talhah memegang tanganku dan mengajak aku pergi ke hadapan Nabi dan berkata: “Wahai Nabiyullah, sesungguhnya Anas adalah anak yang cerdas, mohon jadikan ia sebagai pembantumu.” Maka aku pun membantu beliau saat safar maupun ketika di Madinah sampai Rasulullah wafat. Selama aku membantu Nabi, adalah beliau tidak pernah berkata untuk apa yang aku kerjakan, “mengapa kamu melakukan ini?” atau untuk apa yang tidak aku kerjakan, “mengapa kamu tinggalkan ini?” [HR. Albukhari]

Abu Talhah adalah suami dari Ummu Sulaim, ibunya Anas bin Malik, dengan kata lain beliau adalah ayah tiri Anas bin Malik.

Anas bin Malik telah membantu Rasulullah sejak hijrah ke Madinah hingga wafatnya, yaitu sekitar sepuluh tahun. Dan selama itu sebagai pembantu ia tidak pernah dipertanyakan untuk hal-hal yang dia kerjakan ataupun yang ditinggalkan. Ini menunjukkan bahwa begitu besar kepercayaan Rasulullah kepada pembantunya sehingga beliau tidak perlu mengomentari hal-hal yang dilakukan ataupun ditinggalkan oleh pembantunya. Kepercayaan yang besar ini tentulah tidak didapatkan begitu saja tanpa terpenuhinya di antara syarat-syarat berikut:

1. Kecerdasan, telah disebutkan bahwa Anas adalah anak yang cerdas, dengan kecerdasan yang dimilikinya ia mampu memahami dan memenuhi keperluan-keperluan Rasulullah sebagai majikannya, mengenal apa yang disukai dan tidak disukainya, dan

2. Perkhidmatan, disebutkan juga bahwa Anas telah membantu Rasulullah selama sepuluh tahun sedangkan tidak pernah mendapat komplain maka hal ini menunjukkan betapa besar perkhidmatan yang diberikan oleh Anas kepada majikannya, yaitu dengan memenuhi perintah, menjaga kehormatan majikannya, dan tidak membuat majikannya kecewa ataupun marah sedikitpun karena selalu memberikan yang terbaik dalam perkhidmatannya.

Jika demikian yang diharapkan dari pembantu maka yang diharapkan dari majikan yaitu akhlak yang baik, sikap lapang dada dan pemurah hati sebagaimana berikut:

Anas bin Malik mengisahkan bahwa Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaknya, paling lapang dadanya dan paling besar kasih sayangnya. Suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, aku berangkat, tetapi aku menuju anak-anak yang sedang bermain di pasar dan bukannya melaksanakan tugas Rasul, aku ingin bermain bersama mereka, aku tidak pergi menunaikan apa yang diperintahkan Rasulullah. Beberapa saat setelah berada di tengah-tengah anak-anak itu, aku merasa seseorang berdiri di belakangku dan memegang bajuku. Aku menoleh, ternyata dia adalah Rasulullah, dengan tersenyum dia berkata, “Wahai Anas kecil, apakah kamu telah pergi seperti yang aku perintahkan?” Maka aku pun salah tingkah dan menjawab, “Ya, sekarang aku berangkat, Rasulullah.”

rujukan:

  1. Kitab Al-Adabul Mufrad, karya Imam Albukhari
  2. Kitab Shuwaru min Hayatis Shahabah, karya Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: