tanda-tanda bermanfaatnya ilmu

21 Desember, 2011

Benarlah apa yang disampaikan oleh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah dalam kitab beliau Fadl Ilm Salaf ala Ilm Khalaf, bahwa sedikitnya perkataan ulama terdahulu bukan karena sedikitnya ilmu mereka, melainkan karena begitu besarnya keilmuan dan hikmah yang mereka miliki. Al-jawami’ul kalim adalah keistimewaan mereka, mengikuti guru yang mulia, Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa alihi wasalam- yaitu perkataan yang ringkas namun dalam dan luas maknanya. Berikut ini adalah tanda-tanda bermanfaatnya ilmu yang dipelajari dan disandang oleh seseorang:

Ia akan beramal dengan ilmunya. Ia benci disanjung, dipuji dan takabbur atas orang lain. Ia semakin bertawadhu’ ketika ilmunya semakin banyak. Ia menghindar dari cinta kepemimpinan, ketenaran dan dunia. Ia menghindar untuk mengaku berilmu. Ia bersu’udzan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnudzan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka menghindari celaan kepada orang lain.

Sedangkan orang yang tidak bermanfaat ilmunya, atau yang tidak mendapatkan faidah dari ilmu yang bermanfaat, maka tanda-tandanya adalah:

Ia tumbuhkan sifat sombong, sangat berambisi dalam dunia dan berlomba-lomba padanya, sombong terhadap ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan memalingkan perhatian manusia kepadanya. Bahkan mengaku sebagai wali Allah subhanahu wa ta’ala. Atau merasa suci diri. Ia tidak mau menerima yang hak dan tunduk kepada kebenaran, dan sombong kepada orang yang mengucapkan kebenaran jika derajatnya di bawahnya dalam pandangan manusia, serta tetap dalam kebatilan. Ia menganggap yang lainnya bodoh dan mencacat mereka dalam rangka menaikkan dirinya di atas mereka. Bahkan terkadang menilai ulama terdahulu dengan kebodohan, lalai, atau lupa sehingga hal itu menjadikan ia mencintai kelebihan yang dimilikinya dan berburuk sangka kepada ulama yang terdahulu.

Semoga Allah melimpahkan ilmu yang bermanfaat bagi kita dan menjauhkan kita dari sifat-sifat orang yang tidak mampu mengambil faidah dari ilmu yang bermanfaat.

http://www.ziddu.com/download/17664135/MF_CiriOrangBerilmuNafi_UstMuhammadAsSewed.mp3.html


Memenuhi Syarat Berdakwah

19 Desember, 2011

Setelah mengetahui keutamaan berdakwah kepada agama Allah, kebanyakan orang yang beriman bersemangat untuk memperoleh manfaat-manfaat dakwah. Namun tidak sedikit dari para juru dakwah yang lupa memperlengkapi diri mereka dengan memenuhi syarat-syarat berdakwah, sehingga dakwahnya tidak efektif bahkan lebih jauh lagi, menyesatkan umat yang didakwahinya. Hendaklah para juru dakwah menghiasi dirinya dengan ketakwaan dan keikhlasan. Dakwah yang didasarkan pada keduanya akan menjadi dakwah yang tulus, tanpa pamrih, tanpa tendensi keduniaan. Karena tujuan dakwah adalah menyampaikan ilmu dan mengajak manusia kepada agama Allah, maka juru dakwah yang bertakwa dan ikhlas tidak menjadikan jumlah pengikut sebagai target. Tidak merasa bersedih dan merasa gagal apabila tidak satupun yang mengikutinya, karena ia telah mendengar kabar dari Rasulullah -shallallahu alaihi wa alihi wasalam- tentang nabi-nabi yang pengikutnya tidak lebih dari sepuluh orang, satu dua orang aja, bahkan tak satupun pengikut. Baca entri selengkapnya »


manfaat dakwah dan akibat meninggalkannya

3 Desember, 2011

Setelah mengetahui keutamaan-keutamaan mempelajari ilmu tentang Allah, Rasulullah dan Islam seorang muslim dituntut untuk mengamalkannya yang dengan itu ia mendapat banyak manfaat bagi dirinya pribadi. Namun hal ini belum cukup untuk menghindarkannya dari kerugian sebagaimana disebut di dalam Surat Al-Ashr, kecuali ia melakukan bentuk nasihat menasihati tentang kebenaran yang telah diyakini dan diamalkannya. Inilah dakwah, menyeru manusia kepada Islam baik dengan ucapan maupun perbuatan. Tuntutan dakwah ini bersifat fardu kifayah, sebagaimana diperintahkan oleh Allah agar ada sebagian di antara kaum muslim yang menyeru manusia kepada kebaikan, menyuruh perbuatan ma’ruf dan melarang perbuatan mungkar, supaya mereka mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan (QS 3:104). Dengan dakwah pula diserukan agar kaum muslim bersatu dan menggalang kekuatan di atas dasar  pemahaman yang sama mengenai Alquran dan Assunnah (QS 9:71).

Apabila ada orang salih yang enggan berdakwah bahkan meninggalkannya maka ia telah mengundang datangnya laknat Allah sebagaimana orang-orang kafir dari Bani Israil yang dilaknat oleh Allah melalui lisan Daud -alaihisalam- dan lisan Isa bin Maryam -alaihimasalam- (QS 5:78-79). Bahkan amalan yang buruk itu (meninggalkan dakwah) dapat menyebabkan kebinasaan dan kehancuran bagi mereka (QS 11:117). Lebih jauh lagi siksa dan azab yang ditimpakan kepada orang-orang yang berdosa dapat pula menimpa kepada orang-orang salih yang meninggalkan dakwah (QS 8:25), sehingga pada saat itu tidak bermanfaat lagi doa-doa yang dipanjatkan untuk menyelamatkan diri mereka.

http://www.ziddu.com/download/17551546/Makalah03_PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni.pdf.html

http://www.ziddu.com/download/17664203/PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni_05.mp3.html


manfaat beramal atas dasar ilmu

3 Desember, 2011

Banyak orang yang lebih memprioritaskan amal daripada ilmu, sementara amal-amal mereka tidak berdasarkan ilmu sehingga kebanyakan dari mereka menjadi tersesat. Padahal ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah -sallallahu alaihi wasalam- adalah perintah membaca (mencari ilmu, QS 96:1) dan banyak ayat-ayat yang diturunkan dengan kalimat perintah: “ketahuilah!” Oleh sebab itu Imam Albukhari -rahimahullah- dalam kitab Sahihnya membuat bab tersendiri dengan judul: “Berilmu sebelum beramal”. Ini merupakan perhatian beliau terhadap umat Nabi Muhammad -sallallahu alaihi wasalam- agar lebih mengutamakan berilmu sebelum beramal. Karena ilmu akan melahirkan keimanan sedangkan mengamalkan ilmu akan melahirkan ketakwaan. Dan derajat manusia di sisi Allah hanya dibedakan berdasarkan ketakwaannya (QS 49:13).

Orang-orang yang mengamalkan ilmunya akan mendapat banyak manfaat, di antaranya adalah melimpahnya berkah dari langit dan bumi (QS 7:96), dihapusnya dosa-dosa dan diantarkan kepada surga-surga yang penuh kenikmatan (QS 5:65), disempurnakannya pahala dan bertambahnya karunia dari Allah (QS 4:173), dijanjikan mendapatkan Tuba (pohon kebahagiaan di surga, QS 13:29), dijanjikan masuk ke dalam surga (QS 22:14), dan mendapat pahala yang terus menerus tanpa terputus (QS 41:8). Sedangkan orang-orang yang sudah mempelajari ilmu kemudian ia tidak mengamalkannya maka akan mendapatkan kemurkaan Allah (QS 61:2-3), bahkan diancam untuk dimasukkan ke dalam neraka (QS 2:44). Namun ancaman ini bukan berarti kemudian meninggalkan dari upaya menuntut ilmu, karena hal itu berarti meninggalkan keutamaan-keutamaan dari ilmu dan tetap berada dalam kebodohan, padahal wajib atas kita untuk menuntut ilmu.

http://www.ziddu.com/download/17551546/Makalah03_PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni.pdf.html

http://www.ziddu.com/download/17551547/PV_UshulutTsalatsah_UstAbdullahSyaroni_04.mp3.html


belajar dari tentram 23

2 Desember, 2011

Bismillah. Banyak hal positif yg saya peroleh dari pertemuan malam kamis (05-01-1433/30-11-2011) di Jl. Tentram no. 23 Cipaganti, Bandung. Komunitas yg penuh semangat untuk saling memotivasi, belajar entrepreneurship dan leadership, memadukannya dengan ketegaran di atas sunnah salafussalih. Abang Abu Umar, Andri Maadsa, lulusan ilmu komunikasi dan motivator di Success University dan presdir MAADSA Consultant, sekaligus murid dari Ust. Abu Hamzah Yusuf dan Ust. Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi, adalah aktor di balik komunitas ini.

Duduk selama 4 jam bersama orang2 dari berbagai kalangan dan usia, seperti mengisi ulang keimanan saya. Para anggota komunitas berbagi kesan akan hal2 yg mereka lakukan di tahun 1432h dan resolusi untuk kemajuan pribadi dan komunitas di tahun 1433h.

Keraguan menjadi keyakinan, kegetaran menjadi keteguhan, minder menjadi kepercayaan diri, adalah di antara faidah yg didapat oleh anggota komunitas. Sebagai tamu, saya dijamu dengan baik dan mendapatkan pelajaran yg luar biasa tentang adab, berguru, ilmu dan amal.

Semoga Allah merahmati kami.

Untuk: Andri Maadsa sang motivator yg mengagumkan, Wahyu sang koki dan pebisnis kredit, Sandri si penyuka biografi ulama, Asep sang mutiara dan wirusahawan ATK, Ujang si pembelajar, Yoga si kerang mutiara, Adi si jojon, Abu Talhah si junior, Supri yg tegar, Dani sang emas, Anto si singa bimbel, Rahmat yg rendah hati, Aditya pengagum Abu Hurairah, Sulaiman si pengusaha alkes, Abu Soleh si motivator, Kang Fitri sang ayah, Rudi, Rendi dan Dwi. Semoga Allah memberkati kalian.


%d blogger menyukai ini: