bulan tersenyum

“Baba, lihat bulannya tersenyum,” kata Tsuraya, 3,5 tahun, kepada babanya ketika melihat bulan sabit di malam awal bulan Rajab. “Indah sekali, bukan?” jawab baba. “Iya, Baba. Bulannya tidak sedih tidak marah,” kata Tsuraya. “Begitu pula dirimu, Nak. Jika engkau tersenyum, tiada gundah gulana, tiada amarah di wajahmu, semua akan nampak indah,” ujar baba memikat hati Tsuraya yang sering temper tantrum jika keinginannya tidak kesampaian.

“Baba, lihat! Bulannya mengikuti kita,” seru Tsuraya. “Demikianlah, Nak, keberadaannya di langit yang tinggi tidak menafikan kebersamaannya dengan kita. Apalagi Allah sang pencipta, Yang Mahatinggi, senantiasa bersama kita kapanpun di manapun. Semua masalahmu ada jawabannya, mintalah kepada Allah saja.” ucap baba, sebagai introspeksi diri sendiri.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: