menjaga lisan

Barangkali menjaga lisan sama sulitnya dengan menjaga hati, walaupun lebih mudah. Tidak seorang pun yang mampu menjaga hatinya, sebab persoalan hati adalah persoalan yang berada di tangan Allah. Maka itulah hikmah dari doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam: “Yaa muqalliba l-quluub, tsabbit qalbii alad-diinika” (Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu). Adapun lisan, ia berada dalam kendali akal manusia. Akan tetapi, kenyataannya sedikit orang yang mampu menjaga lisannya dari perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat.

Kemarin mengatakan demikian, esok atau lusa mengatakan yang berbeda. Memang lisan tak bertulang sehingga mudah sekali ia bersilat menampik bahkan mendustakan apa yang telah dikatakannya. Seringkali lisan menjadi penyebab kehancuran dari hubungan yang telah dijalin susah payah. Membicarakan orang lain tanpa solusi yang efektif adalah salah satu ulah lisan yang tidak terjaga. Bahkan lisan dapat menjadi sumber malapetaka, akibat ketidakmampuan si pemilik lisan untuk menjaganya. Padahal lisan diciptakan dalam keadaan terjaga oleh gigi geligi yang membentenginya dan sepasang bibir yang membuka atau menutup pintu komunikasi.

Mari kita jaga lisan, mumpung dalam suasana Ramadan, jangan sampai kita termasuk orang yang hanya mendapat haus dan lapar saja, gara-gara menebar perkataan yang menyalahi tuntunan agama.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: