Kamis, 4 Juli 2013 adalah hari pertama bagi Tsuraya memulai sekolahnya di TK Islam Fatahillah, Curug – Tanah Baru, Depok. Pagi-pagi sekali selepas salat Subuh, Radya, sang kakak, membangunkan Tsuraya dari tidur malamnya. Masih mengantuk, sambil mengucek-kucek mata, gadis kecil berusia 4 tahun 8 bulan itu segera bangkit dari dipannya menuju kamar mandi. “Brr… diingiin,” gemetar Tsuraya menahan dinginnya air di pagi yang sungguh sejuk.
Ketika berpakaian, Tsuraya bersikeras meminta dikenakan pakaian seragam putih yang diperuntukkan khusus hari Jumat. “Seragam putihnya kalau dipakai hari ini, Tsuraya besok pakai yang mana?” tanya Baba berupaya membujuk. Sempat bersitegang pula dengan Bubunya tentang memilih celana bawahan. Setelah mendapat penjelasan dari Bubu, ia pun melunak dan meminta dipakaikan gamis yang dibelikan oleh ibunya dua tahun sebelumnya. “Wah, anak gadis Baba sudah besar, ya? Gamis yang dulu kebesaran kini ngepas di badan!” seru Baba penuh takjub.
Ketika memberi nama pada tasnya dengan huruf hijaiyah, Tsuraya yang masih belum bisa membaca itu sempat memprotes Baba untuk menggunakan huruf latin. Rajukannya baru mereda setelah Bubu menuliskan nama sesuai kehendak Tsuraya. Sebagaimana kakaknya dahulu, hari pertama bersekolah diantar oleh Baba. Di pintu halaman sekolah, Bu Guru menyambutnya dengan sapaan yang lembut dan rangkulan mesra. Sirnalah rasa canggung Tsuraya, nampak dari senyumannya yang terkembang ketika menengok kepada Baba sambil melambaikan tangannya.