Perempuan menikah usia subur yang sudah punya 2 anak, di jaman ini, biasanya akan galau untuk menambah jumlah anak lagi. Alasannya beragam, mulai dari biaya, repot, kurang sabar, dll.
Dari berbagai metode KB yang ditawarkan penyedia layanan kesehatan, metode hormonal berupa pil, suntik, dan susuk KB (menurut buku “Metode Ovulasi Billings”) dapat mempertinggi resiko penyakit jantung dan stroke. KB fisik berupa IUD juga beresiko pendarahan jika anatomi (atau fisiologi ya – ketauan deh awamnya.. xixixixix) rahim kurang cocok.
Sebetulnya KB pun bisa dilakukan secara alami (udah tau ya? xixixixixix). Di awal abad 20, Dr. H. Knaus ( Australia ) dan Dr. K. Ogino ( Jepang ) memperkenalkan metode kalender yang merupakan metode KB berdasarkan perhitungan panjang – pendeknya siklus. Agak kurang efektif untuk yang periode atau interval menstruasinya tidak teratur.
Pada tahun 1960-1970, pasangan Dr. John dan Evelyn Billings menemukan metode KB alami berdasarkan deteksi mukosa servix yang terkenal dengan nama “Metode Ovulasi Billings”. Silakan baca resensinya di sini: http://kbapusimob.blogsome.com/2008/08/06/belajar-memakai-metode-ovulasi-billings/) atau baca bukunya kalau mau tahu lebih detail, terlalu panjang kalau dijabarkan di sini ^^
Ada juga metode yang namanya “azl” a.k.a. coitus interuptus (silakan cari referensinya sendiri yaa), tapi biasanya perlu keikhlasan terutama dari Bapak2 untuk mengalami intervensi semacam ini.. xixixixixi
Menyusui juga bisa menjadi alternatif KB alami, tapi memang harus sangat intens, dan sangat tergantung reaksi hormonal tubuh ibu. Biasanya kemampuan ini diturunkan secara genetik (menurut survey kecil-kecilan yang ngga jelas standarnya – alias baru asumsi sajah.. xixixixixi)
Oya baru inget, sekarang sudah ada alat yg namanya “Ovutest Scope” untuk memantau kematangan sel telur. Yang ini lebih praktis daripada metode Billings, harganya lumayan, tapi worthed karena bisa dipakai berkali-kali. #bukaniklan #kbalami
ada yang mau nambahin?