di bandara soetta, di negeri yg menurut orang terkenal dengan keramahannya, kita dapat bertemu dengan berbagai macam orang, dengan tingkahnya masing-masing. gaya hidup digital telah membuat setiap orang yg memilikinya sibuk dengan urusan virtual.
sebagian dari mereka yang generasi menengah sibuk bertelepon. sebagian lagi yang generasi muda asyik ber-“media sosial”. sebagian generasi cilik bersenang-senang dengan permainan di tabletnya. sebagian generasi senior sibuk dengan termenung.
ada yang sambil berjalan, menabrak orang lain. ada yang sambil membawa troli dan tersandung hingga barang-barangnya jatuh berantakan. ada pula yang sambil menanti taxi duduk di atas troli hingga terjungkal dan berantakan. bahkan adapula yang anak bayinya menangis keras.
perhatian orang lainpun diberikan sekadarnya. mengaduh, mempersalahkan, melihat, ada juga yang mempergunjingkan. namun reaksi itu sekejap lalu kembali dengan kesibukan virtual masing-masing. ada yang menawarkan pertolongan, membantu sekadarnya, mendapat ucapan terima kasih serta senyuman pun sekadarnya.
di negeri yang menurut orang terkenal dengan keramahannya, kini hanya menjadi sekadarnya. tapi kita masih boleh berharap, “kata orang” mudah-mudahan tidak hanya sekadarnya apalagi tinggal legenda.