Banyak orangtua ikut sibuk ketika musim ujian sekolah. Ayah atau ibu mendampingi anaknya mengulang pelajaran untuk menghadapi ujian. “Besok ujian apa?”, “Nak, ayo belajar!”, “Jangan bikin malu orang tua”, “Ayo kamu pasti bisa!”, dan seabrek kalimat lainnya yang serupa.
Jadwal ujian ditempel di tempat yang mudah terlihat. Dengan begitu orang tua dapat mengingatkan anaknya apa materi yang harus dipelajari. Tak jarang orang tua nimbrung belajar, belum lagi mendapati apa yang dipelajari jauh berbeda, “Aduh, pelajaran anak sekarang, susah ya? Di masa ibu sekolah dulu tidak seperti ini.” Nah lho!
Kebanyakan orang tua ingin anaknya berhasil melalui ujian dengan baik dan memperoleh nilai yang bagus. Segala upaya dilakukan orang tua agar anaknya mau belajar menjelang ujian. Namun sayangnya semua yang dipelajari dengan seketika tidaklah meresap dan sangat mungkin sirna segera setelah ujian selesai.
Di rumah belajar Ibnu Abbas, anak-anak dipersiapkan sepanjang waktu untuk menghadapi ujian. Pada setiap harinya anak-anak dibiasakan murajaah (mengulang) pelajaran di rumah. Apa yang diujikan adalah semua hal yang telah dipelajari dan telah dihapal. Dengan demikian mereka akan terbiasa menghadapi ujian dengan penuh kesiapan walaupun tanpa jadwal.
Lagipula, ujian kehidupan akan selalu kita hadapi sewaktu-waktu tanpa jadwal, bukan?