Ketika Nabi Ibrahim alaihi salam mulai terlihat lebih rasa cintanya kepada anaknya yang satu-satunya, Allah cemburu. Dia mewahyukan ke dalam mimpi kekasih-Nya mengenai penyembelihan anak yang dicintai itu.
Nabi Ibrahim alaihi salam telah menjalani keislamannya hanya berdua dengan istrinya, Sarah, dalam waktu yang lama. Tidak ada seorangpun yang ikut beriman bersama mereka sedangkan mereka berdua belum juga dikaruniai keturunan.
Karena kecintaan terhadap suaminya, Sarah pun menyerahkan pembantunya, Hagar, untuk menjadi isteri suaminya. Dari Hagar, Nabi Ibrahim memperanakkan Ismail, seorang anak yang penyabar. Dengan suka cita seorang ayah, dan kesedihan seorang isteri yang mandul, maka Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menempatkan isterinya yang masih menyusui bayinya ke sebuah lembah yang tandus.
Hagar membesarkan Ismail dengan penuh kesabaran, bersama koloni yang membutuhkan air dari sumur zam-zam. Nabi Ibrahim alaihi salam sesekali datang dan bercengkerama dengan keluarganya, untuk kemudian kembali kepada Sarah.
Ismail kecil menjelang dewasa, saleh dan bertakwa. Menyejukkan mata kedua orang tuanya. Ketika Nabi Ibrahim alaihi salam mulai terlihat lebih rasa cintanya kepada anaknya yang satu-satunya, Allah cemburu. Dia mewahyukan ke dalam mimpi kekasih-Nya mengenai penyembelihan anak yang dicintai itu.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (37:102)
Allah hanya ingin dicintai oleh hamba secara sepenuhnya. Tidak dengan cinta yang sama kepada sesama makhluk. Tidak pula dengan cinta yang lebih rendah daripadanya.
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. (2:165)
Nabi Ibrahim alaihi salam telah berserah diri kepada Allah. Dia juga telah menunjukkan kesempurnaan cintanya kepada Allah, sehingga gelar Al-Khalil disematkan kepadanya.