Doa yang mengalir di saat engkau menikah, sungguh bukan sekadar harapan engkau bahagia menjalani hidup baru. Karena menikah itu tidak melulu seperti kisah dongeng. Yang ditutup dengan gambar kedua mempelai dan tulisan “happily ever after”.
Tetapi menikah itu separuh agama. Yang untuk mengarungi samuderanya memerlukan perjuangan. Kadang angin bertiup tenang. Kadang badai dan gelombang menerpa. Kadang kehilangan arah “in the middle of nowhere”.
Namun menikah adalah membina rumah dan tangga. Kokohnya berpijak pada pondasinya. Tegarnya bertopang pada pintu dan dindingnya. Sejuknya bergantung pada atap dan jendelanya. Megahnya bersandar pada tangganya.
Maka keberkahanlah yang engkau perlukan. Keberkahan ketika engkau menikmati kesenangan. Itulah “barakallahu laka”.
Begitu pula keberkahan ketika engkau ditimpa kemalangan. Itulah “wa baraka alaika”.
Yang semoga dengan kedua keberkahan itu, Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan dan kecukupan. “Wa jama’a bainakuma fi khair.”