iman yang cengeng

“Payah sekali, punya iman kok cengeng,” begitu katanya. Lahirnya, kalimat itu ada benarnya. Sayangnya, diungkapkan sebagai cibiran.

Sejatinya iman itu bukanlah buah, melainkan proses. Oleh karenanya, iman itu kadang naik dan kadang turun. Orang beriman adalah orang yang senantiasa memperbaiki iman mereka.

Di saat imannya naik, mereka meningkatkan amal ibadah dengan sunah-sunah tambahan di luar yang wajib. Di saat imannya turun, mereka tetap menjaga amal ibadah yang telah diwajibkan atas mereka.

Cengeng adalah kata sifat yang menunjukkan makna mudah menangis, mudah tersinggung, lemah dan tidak mandiri. Frasa “iman yang cengeng” dapat bermakna iman yang lemah, tidak teguh, dan mudah berubah.

Perkataan, “punya iman kok cengeng”, dapat saja dimaknai sebagai pengingat agar beriman itu haruslah kuat, meneguhkan hati dan kukuh. Tidak mudah goyah walaupun banyak godaan di sekelilingnya.

Teguhnya hati dan kukuhnya iman diperoleh dengan proses ilmu dan pengetahuan. Semakin dalam keilmuan yang digalinya akan semakin kukuh pondasi imannya. Sebaliknya yang dangkal ilmunya, sangat dianjurkan untuk belajar lebih banyak lagi.

Adapun orang yang berkata atau setuju dengan kalimat, “punya iman kok cengeng”, mestilah menjaga lisannya. Bisa saja perkataan itu keluar tanpa ilmu atau dengan maksud mengejek. Semoga ia mendapat petunjuk.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: