Di sudut pasar mampang prapatan, saya berhenti di kios penjual kembang yang biasa menjual kembang untuk nyekar (ziarah kubur). Selain kembang, di kios itu juga menjual kemenyan, air mawar dan buhur untuk perawatan jenazah.
“Bu, berapa harga kembang?” tanya saya.
“Boleh sepuluh ribu, atau dua puluh ribu,” jawab si penjual. “Terserah mas mau beli berapa,” lanjutnya.
“Ah, saya hanya perlu sedikit, sepuluh ribu saja, buat mobil,” jawab saya.
“Untuk memandikan mobil?” si penjual balik bertanya.
“Oh, bukan, Bu. Untuk pengharum mobil,” saya mengklarifikasi, “daripada pakai pengharum buatan, saya pilih kembang, Bu.”
Si penjual pun membungkus aneka kembang untuk saya. Saya berterima kasih kemudian berlalu.
Sesampainya di parkir mobil dan melihat isi bungkusan, saya teringat bahwa di pasar Depok lama, saya boleh mendapatkan jumlah kembang dua kali lebih banyak dengan harga yang sama.
@ndi, 02032016