bahkan,
jika kita tak lagi merindukan makna
kita masih selalu ingin dicinta
disetujui pemikirannya
dimaklumi tindakannya
dan begitu mudahnya menganggap yang lain
hanya buih tak bermakna
anehnya, kita berharap
ingin sama-sama ke surga
dengannya yang selalu mengelus dada
dan bertahan dengan sebuah alasan sederhana:
“tak apa, toh ini cuma dunia, sebentar saja”
—
@citrasani
14061437