Anak: “Bu, mengapa kita harus rajin belajar?”
Ibu: “Nak, belajar itu untuk menghilangkan kebodohan.”
Anak: “Memangnya ada apa dengan kebodohan?”
Ibu: “Kebodohan akan membuat kita sengsara di dunia dan juga di akhirat.”
Anak: “Sengsara? Maksudnya bagaimana, Bu?”
Ibu: “Orang yang bodoh, di akhirat masuk neraka.”
Anak: “Kok, bisa begitu, Bu?”
Ibu: “Karena ia tidak mengetahui bagaimana beribadah kepada Allah dengan benar. Ia hanya mengikuti kata orang dan menuruti hawa nafsu atau persangkaannya saja.”
Anak: “Kalau sengsara di dunia, bagaimana Bu?”
Ibu: “Orang yang bodoh akan dibodohi dan dicurangi oleh orang yang licik.”
Anak: “Contohnya, Bu?”
Ibu: “Contohnya nenek moyang bangsa kita, diperbudak oleh bangsa eropa. Orang-orang eropa itu gigih mengarungi samudera dan berhasil mencapai negeri timur yang jauh, lalu mengambil kekayaan alamnya dan menjajah nusantara hingga tiga abad lamanya.”
Anak: “Andaikan saja nenek moyang kita tidak bodoh.”
Ibu: “Seandainya mereka tidak bodoh, tentu politik adu domba yang dilakukan kepada para pangeran tidak akan berhasil dan rakyatnya pun tidak perlu jadi jongos.”