pada suatu kesempatan perjalanan bisnis ke negeri ginseng untuk melakukan uji tekanan hidrostatik pada bejana tekan yg difabrikasi di sana, tuan rumah kami adalah dua orang insinyur aseli korea. mengetahui bahwa kami adalah muslim, mereka menanyakan menu makanan yg boleh kami makan. menyediakan tempat untuk salat di ruang rapat yg sekaligus jadi ruang kerja kami di sana. sempat juga menanyakan beberapa hal isi alquran terjemahan bahasa inggris versi muhsin khan yg saya baca.
saat itu, perusahaan mereka sedang merayakan hari jadi dan melakukan upacara ritual di lapangan kantor sebagai rasa syukur kpd tuhan, tersedia banyak makanan dan minuman. dihidangkan pula di meja utama, kepala babi panggang. semua karyawan dan tamu diundang. dengan sopan kami menolak tawaran, “we’re apologize, we cannot join the ceremony since it is prohibited in our religion.” tuan rumah kami pun dapat memahami dan mengajak kami ke restoran seafood di luar pabrik.
#toleransi