“Sampai-sampai anak saya bingung, kapan saya bekerja?” cerita si bapak.
“Ketika saya tanya kenapa, dia jawab: ‘Papa pergi sebelum adek bangun, dan ketika adek tidur papa belum pulang. Tapi setiap akhir pekan, papa bawa kerjaan kantor ke rumah.'” Beliau melanjutkan ceritanya.
“Saya katakan pada anak saya: Papa minta maaf ya dek, kalau kurang waktu bersama anak-anak Papa. Karena Papa bekerja untuk negara, demi kepentingan republik ini.” Si bapak pun menitikkan air mata.
Betapa mengharukannya cerita si bapak, membuat saya teringat keluarga di rumah. Saya pun beranjak dari tempat duduk saya, meninggalkan orang-orang yang berdedikasi tinggi itu kemudian pulang dan membeli nasi bakar kesukaan anak lanang saya untuk berbuka puasa di rumah.
@ndi, 05091438
at Wisma Mulia
See on Path