Ada orang yang berkata kepada seorang ustaz, “Ustaz, mendengar ceramah Anda tentang keutamaan salat di tiga masjid: Masjidil Haram 100 ribu kali lebih baik, Masjid Nabawi 1000 kali lebih baik, dan Masjidil Aqsa 500 kali lebih baik daripada salat di masjid selainnya di muka bumi. Begitu juga dengan banyaknya tempat-tempat mustajab di Mekkah dan Madinah. Mohon maaf, sepertinya Allah tidak adil kepada manusia yang tinggal di negeri selain itu, semisal Indonesia.” Sang ustaz diam menyimak. Orang itu melanjutkan, “Bahkan untuk pergi ke sana, demi dikabulkannya doa, kita mesti berkorban harta dan waktu yang tidak sedikit.”
“Bapak, yang semoga disayangi Allah,” sang ustaz membuka kalimatnya, “Justru Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sangat adil kepada para hamba-Nya.” Orang itu terperanjat mendengar perkataan ustaz. “Allah telah memberikan waktu-waktu mustajab yang banyak, sebagai pengganti dari sedikitnya tempat-tempat mustajab,” lanjut sang ustaz.
“Contohnya apa ustaz?” tanya orang itu. “Setiap waktu jeda antara azan dan ikamah adalah waktu dikabulkannya doa. Begitu juga pada setiap sujud di dalam salat, pada dua pertiga malam terakhir, pada saat berbuka puasa, pada akhir salat sebelum salam,” jelas ustaz. Orang itu mengangguk-angguk merenungkan penjelasan sang ustaz.
Ustaz meneruskan, “Apalagi ketika hujan, malahan sangat berlimpah kesempatan dikabulkannya doa.” Orang itu bertanya, “Mengapa bisa demikian, Ustaz?” Sang ustaz balik bertanya, “Dapatkah kita menghitung berapa banyak butiran air hujan yang turun membasahi bumi?” Orang itu menggelengkan kepalanya. “Pada setiap butir hujan, ada fadilah dan kasih sayang Allah bagi hamba-hamba-Nya,” kata sang ustaz, “sedangkan fadilah atau keutamaan itu banyak macamnya, termasuk salah satunya adalah pengabulan doa.”
“Oh,” orang itu terperangah. Ustaz bertanya, “Di negeri tiga masjid utama yang Bapak sebutkan di awal, aktualnya apakah lebih sering hujan daripada keringnya ataukah sebaliknya?” Orang itu menjawab, “Mungkin jarang hujan, ustaz.” Sang ustaz bertanya lagi, “Di negeri tropis seperti Indonesia, bagaimana hujannya?” Orang itu menjawab, “Sangat sering dan melimpah, ustaz. Bahkan sering kebanjiran.”
“Kalau begitu, masihkah sedikit kesempatan bagi kita yang jauh dari tanah suci untuk memperoleh pengabulan doa? Dan masihkah banyak dari kita yang lalai memanfaatkan hujan untuk berdoa?” pertanyaan penutup dari ustaz inipun membuat orang itu beristigfar.
***
恭喜發財
@ndi.ep, 01061439
View on Path