Cinta biasa

4 Juli, 2017

Tak selalu jalan tol itu bebas hambatan,  sebagaimana jalan biasa tak selalu lancar. 

Hanyalah banyak jalur yang dapat ditempuh di jalan biasa, daripada satu-satunya pintu tol sebagai tempat keluar.

Begitu pula aku padamu cinta yang biasa, agar kita punya banyak cerita, daripada alur kisah yang mudah ditebak pada cinta yang tak biasa. 

@ndi, 10101438

– with Citra

View on Path


kemeriahan

23 Maret, 2017

Beberapa batang cokelat silverqueen, sebotol coca cola atau fanta ukuran satu liter dan susu kental manis, serta kue bolu kukus rasa sprite buatan mama: kehangatan yang diiringi harapan kebaikan untukmu bapak dan mama, adalah kemeriahan sederhana yang kini tidak terbeli lagi.

T-T

@ndi, 23032007


penista agama

17 Januari, 2017

​”tangkap penista agama,” tsuraya mengeja tulisan yg terdapat pada bagian depan kaos para pengunjuk rasa.

di antara mereka ada yang membawa panji-panji, serombongan orang berjalan menembus kemacetan menuju tempat digelarnya persidangan.

“orang-orang itu mau ke mana, ba?” tanya radya.

“mereka mau berunjuk rasa, menghadiri persidangan, mungkin mau memberikan dukungan moral,” sahut baba yang masih disibukkan mengendalikan kereta.

“penista agama itu apa, ba?” tanya tsuraya yang memandangi rombongan orang itu dari balik jendela.

“penista agama adalah orang yang melecehkan agama, menjadikan ajaran agama sebagai bahan ejekan dan senda gurau,” jawab baba, kemudian melanjutkan, “termasuk juga menistakan agama adalah orang yang tidak mau mempelajari agamanya dengan baik dan tidak beramal dengan benar.”

“lihat itu, ba. laki-laki ada yang pakai anting, celananya sobek. kalau dipakai salat kan gak sah ya?” tanya radya.

“barangkali belum tahu, mas. atau nanti dia pakai sarung kalau mau salat,” jawab baba.

“sidang yang tadi bikin jalan kita diblokir ya, ba? jadinya kita sekarang kena macet karena harus memutar?” tanya tsuraya.

“hehehe, iya sidang di sana. bagaimanapun, kita kena macet sudah takdir Allah. qadarullahu wa masya fa’al. Allah sudah menakdirkan dan melakukan kehendak-Nya. tidak boleh bagi yang beriman kecewa dan menyalahkan orang lain,” baba menjelaskan.

***


ga ada kamu

14 Desember, 2016

Ketenangan pagi di suatu hari jumat pun pecah, terdengar suara Athiya yang menangis dan Tsuraya yang berteriak, “Ini gelang Aya!”

“Bukan, ini gelang Athiya!” Athiya balas berteriak sambil menyembunyikan tangannya.

Tsuraya meraih tangan adiknya dan berusaha melepas gelang yang melingkarinya. “Ini kan gelangnya Aya!”

“Gelang Athiya!” Seru sang adik.

“Duh! Ada apa ini?” Tanya Bubu yang menghampiri sumber keributan.

“Athiya mengambil gelang Aya,” jawab Tsuraya yang masih memegangi tangan adiknya.

“Itu kan gelang dari tante, buat Athiya,” sanggah sang adik meringis lara.

“Bohong, gelangnya Athiya bukan yang itu!” Sang kakak menggugat dan berhasil melepaskan gelang dari tangan Athiya.

“Gelang Athiya kemana dong? Huaaaa…!” tangis si adik pecah.

“Ya ampun! Tsuraya, bagaimanapun, mengambil kembali milik kamu sendiri tidak boleh dengan kasar dan menyakiti. Apalagi Athiya itu adik kamu!” Bubu menengahi dan melanjutkan, “Athiya juga, yang bukan milik kamu, bilang baik-baik kepada pemiliknya jika mau memakai atau meminjamnya.”

“Bagaimana kalian berdua ikut pergi bersama Eyang Uti, kalau bertengkar seperti ini?” Tanya Bubu kepada kakak-beradik itu. “Kasihan Eyang Uti, jadi repot nanti.”

Athiya pun pergi keluar rumah dengan rasa dongkol di hatinya. Sedangkan Tsuraya, membongkar kembali baju-baju dari dalam tasnya yang sedianya dibawa untuk pergi bersama neneknya.

***

Tak lama kemudian, Tsuraya menghampiri ibunya meminta maaf, “Bubu, maafkan Aya, ya.”

“Iya sayangku, Bubu maafkan,” Bubu memandang tulus wajah gadis kecil yang dipenuhi penyesalan itu.

“Aya mau ikut Eyang Uti pergi. Tapi, baju-bajunya sudah dibongkar” kata Tsuraya. Bubu tersenyum dan bertanya, “Lagipula, siapa yamg suruh kamu membongkar bajumu?”

“Tadi, Bubu bilang gak boleh ikut Eyang?” Jawab Tsuraya.

“Oya?” Bubu balik bertanya, “Bubu gak bilang begitu. Bubu bilang, kalau kalian bertengkar seperti tadi sedangkan kalian ikut Eyang Uti, tentu akan merepotkan.”

“Hmmm…,” gumam Tsuraya.

“Ya sudah, sekarang pak lagi baju-bajumu itu.”

***

Tiba-tiba pintu rumah terbanting, sosok Athiya berdiri di tengah pintu dan berkata sambil menahan isaknya, “Athiya maunya pergi bersama Mbak Aya!”

—selesai—


ketika baba pulang

30 November, 2016

1. (2009, Efek Babanya sering pergi dinas)

Radya: “Bubu, ini kan rumah mas sama Bubu, ya?”
Bubu: “Ya, enggak lah mas. Ini rumah Baba, kita dititipi untuk menjaganya.”
Radya: “Enggak dong, Bu. Ini rumah mas sama Bubu.”
Bubu: “Lalu, Baba rumahnya di mana, dong mas?”
Radya: “Baba kan rumahnya di kantor.”

2. (2011, Efek Babanya pulang kemalaman)

Tsuraya: “Bubu, kok Baba belum pulang ya? Kan udah malam.”
Bubu: “Baba nanti juga pulang, kok. Mungkin saja kena macet. Dan karena sudah malam, mbak Aya bobok ya.”
Tsuraya pun kemudian tertidur lelap.

Pada pagi harinya, Tsuraya terbangun dari tidurnya dan mendapati Baba yang berpakaian kerja, lalu berkata: “Eh, Baba baru pulang.”
Baba: “Iya sayang, Baba sudah pulang tadi malam, dan sekarang bersiap berangkat ke kantor lagi ya.”
Muah. Peluk dan kecup Baba pada Tsuraya.

3. (2014, Efek Babanya sering lembur)

Athiya: “Bubu, Baba kan kalau pulang malam ya?”
Bubu: “Iya sayang. Kan Baba banyak kerjaannya di kantor, belum lagi kena macet di jalan.”

“Assalamualaikum,” suara Baba menyapa di balik pintu.
Athiya: “Eh, Baba pulang. Kok Baba pulangnya masih siang?”

4. (2016, Efek Babanya pulang kemalaman)

Ketika azan subuh, Athiya terbangun, melihat Babanya mengenakan pakaian batik kerja.
Lalu dia pergi ke Bubunya sambil berkata, “Bubu, lihat tuh. Masak, Baba subuh baru pulang.”
Bubu: “Hahaha. Baba pulang tadi malam, Nak. Sayangnya kamu sudah tidur. Itu Baba mau salat subuh.”

5. (2016, Efek Babanya sebagai yang dirindukan)

“Assalamualaikum,” Baba menyapa dari balik pintu.
Bergemuruh, “Hore, Baba pulang!” Anak-anak langsung menyerbu Bapaknya. Ke pelukan, bahu, paha, dan punggung.
“Siapa yang mau ambilkan air minum untuk Baba?” tanya Bubu

Athiya dan Safiya, langsung berebutan menuju dispenser air, saling sikut mengambil gelas, berlomba-lomba menuju Baba, lalu terdengar raungan tangis Safiya karena dikalahkan oleh kakaknya.

Baba pun menerima gelas dari Safiya dan meminumnya setelah menghabiskan isi gelas yang disuguhkan Athiya. 😀

#family


tentang kebahagiaan

28 Juli, 2016

tumblr_static_tumblr_static_50qpcrvxy1og48oo0k4c8k00c_640

kebahagiaan itu sungguh tidak berhenti di kematian yang indah (husnul khatimah), melainkan terus berlangsungnya manfaat dari harta yang disedekahkan (sedekah jariyah), kesinambungan manfaat ilmu yang diajarkan, dan anak-anak saleh yang mendoakan.


 

Siang hari itu setelah salat zuhur berjamaah, seorang kyai muda duduk di kursi kajian ilmu di dekat mimbar masjid menyampaikan syarah kitab Al-Irsyadul Ibad, bab “Hal yang diucapkan oleh orang yang sakit”. Sang kyai muda berbicara dengan jelas dan berbahasa yang sangat mudah dipahami.

Di antara pembahasan bab adalah kalimat tahlil “la ilaha illallah” yang dianjurkan untuk diucapkan atau ditalqinkan kepada orang yang sakit atau sekarat. Hal demikian karena kalimat tahlil adalah kalimat yang paling mudah diucapkan, bahkan oleh orang yang sekarat yang biasanya kesulitan berbicara. Hanya dengan menggerakkan lidah tanpa perlu mengatupkan kedua bibir.

Sangat menarik bagaimana beliau mengupas hikmah tersebut, tentu saja karena kedalaman ilmunya. Kyai muda ini duduk melanjutkan kajian ilmu yang sebelumnya diampu oleh mendiang ayahandanya, seorang kyai sepuh yang belum lama saja wafat. Beliau mengakhiri kajian dengan mendoakan kebaikan bagi hadirin dan terkhusus bagi sang kyai sepuh.

Dikisahkan oleh seorang ustaz, bahwa sang kyai sepuh dalam kondisi sakit sebelum meninggalnya telah menamatkan ibadah puasa Ramadan dengan sempurna dan juga melazimkan salat sunah setelah wudu. Beberapa hari setelah Idul Fitri, dalam keadaan hendak melakukan salat tahajud, malaikat maut menjemputnya.

Mendiang kyai sepuh adalah contoh orang yang dibahagiakan: kematiannya begitu indah, kedermawanannya begitu diakui, kajian ilmu yang disampaikannya begitu menyentuh hati dan menggerakkan amal, dan ia dikaruniai anak yang juga menjadi kyai. Semoga Allah merahmatinya.

@ndi, 23101437

 


Sepeda

1 Juni, 2016

image

Nak, selamat.
Sekejap saja, kamu berhasil mengalahkan rasa takut, menepis khawatir, dan menempatkan malu dengan tepat.

Walaupun untuk itu kamu mesti melalui sekian lama, mengumpulkan keberanian, ditempa begitu banyak ketidaksukaan.

Nak, selamat. Setelah ini, kamu belajar mengelola rasa senang, menggugurkan takabur, supaya dapat kamu kayuh dan meluncur lebih jauh.

@ndi, 25081437


Depresi

1 Mei, 2016

image

Dunia hanyalah sementara, jadikanlah ia penuh dengan ketaatan kepada Allah

Kondisi baru saja melahirkan, berpisah dengan keluarga tercinta, atau karena hal-hal yang menyedihkan, adalah di antara hal-hal yang memicu depresi. Penderita depresi memerlukan pendampingan yang tulus dari orang-orang terdekat.

Rasa takut yang mucul dari depresi sebaiknya diarahkan kepada rasa takut yang benar, yaitu rasa takut kepada Allah. Meyakini bahwa ada Allah yang sangat mampu dan memiliki semua hal yang yang kita ingini.

Meyakini bahwa Allah sangat sayang kepada hamba-hambaNya, Dia pula yang sangat menjamin terpenuhinya apa-apa yang dikhawatirkan.

Serta selalu berharap semoga Allah memudahkannya keluar dari depresi berkepanjangan dan menggantinya dengan bahagia.

Dua zikir yang biasa dibaca setiap pagi dan petang berikut ini, dengan membaca dan menghayatinya, semoga membantu meringankan beban berat depresi yang dirasakan:

اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّماوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءاً أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Ya Allah, Tuhan yang mengetahui perkara ghaib dan nyata, Pencipta langit dan bumi, Tuhan setiap sesuatu dan Pemiliknya, aku mengaku bahawa Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Engkau, aku berlindung denganMu daripada kejahatan diriku dan kejahatan syaitan dan sekutunya dan aku berlindung dari usaha melakukan kejahatan terhadap diriku atau aku melakukannya kepada orang Islam lainnya.

(HR. Sahih At-Tirmizi, Abu Dawud)

يَاحَيُّ، يَا قَيُّومُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ

Wahai Tuhan yang Tetap Hidup, Yang Kekal memerintah selama-lamanya, dengan rahmatMu aku memohon pertolongan. Perelokkanlah bagiku segala urusanku dan janganlah Engkau biarkankan nasibku ditentukan oleh diriku sendiri walaupun sekejap mata.

(HR. Al-Hakim)


Tentang cemburu

5 April, 2016

Kalau istri Anda cemburu, bersyukurlah wahai suami. Itu tanda dia dewasa, tidak cengeng, dan peduli denganmu.

Kalau suami Anda cemburu, bersyukurlah wahai istri, itu tanda dia dewasa, bertanggung jawab dan mengasihimu.

Kalau pasangan Anda sama sekali tidak cemburu, kecewalah, karena itu tanda ia tidak sayang padamu, tidak peduli, tidak bertanggung jawab, dan tidak dewasa.

@ndi, 06042016


10 tahun

4 Februari, 2016

0b170f0633a9d5dacda1bcca1aa91ba4

وامر اهلك بالصلاة واصطبر عليها لا نسالك رزقا نحن نرزقك والعاقبة للتقوى

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

[Quran Surah Taha, 20: 132]

و عن أبي ثرية سبرة بن معبد الجهني رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏”‏ علموا الصبي الصلاة لسبع سنين‏”‏ واضربوه عليها ابن عشر سنين‏”‏ حديث حسن رواه أبو داود، والترمذي وقال حديث حسن‏.‏ ولفظ أبي داود‏:‏ ‏”‏ مروا الصبي بالصلاة إذا بلغ سبع سنين‏”‏‏.‏

Dari Abu Tsuraya Sabrah bin Ma’bad Al-Juhani radiyallahu anhu dia berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Ajari anakmu salat pada usia tujuh tahun dan hukumlah anak itu (jika tidak salat) pada usia sepuluh tahun”.

Hadits hasan riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi

Redaksi Abu Dawud: “Perintahkanlah anakmu salat jika sudah sampai usia tujuh tahun”.

[Riyadus Salihin, 1: 302]

وعن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده رضي الله عنه قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ‏:‏ ‏ “‏ مروا أولادكم بالصلاة وهم أبناء سبع سنين، واضربوهم عليها، وهم أبناء عشر، وفرقوا بينهم في المضاجع‏”‏ ‏(‏‏(‏حديث حسن رواه أبو داود بإسناد حسن‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya radiyallahu anhu dia berkata: Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda: “Perintahkanlah anak-anak kalian salat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak salat) ketika mereka berusia sepuluh tahun, dan pisahkan mereka (anak laki-laki dan anak perempuan) di tempat tidur mereka.”

Hadits hasan riwayat Abu Dawud dengan sanad hasan.

[Riyadus Salihin, 1: 301]

@Radya, 25041437


%d blogger menyukai ini: