No bribery
No kickback
No luxurious hospitality
No gift – at City Plaza
View on Path
Indeks produktivitas, PI, sebuah sumur didefinisikan sebagai stock tank barrel minyak yang dapat diproduksikan per harinya per psi (pound per inci persegi) dari penarikan tekanan. PI adalah perhitungan terhadap potensi kemampuan alir dari sumur.
Dalam pengertian yang mudah, indeks produktivitas adalah perbandingan antara laju produksi harian terhadap perbedaan tekanan.
PI biasanya cukup konstan, tetapi nilainya dapat jatuh apabila perbedaan tekanan menjadi sangat besar akibat dari hal-hal berikut:
1. Turbulensi, dimana tekanan meningkat lebih pesat daripada laju produksi.
2. Berkurangnya kemampuan permeabel efektif dari minyak akibat meningkatnya kejenuhan gas dan perubahan porositas akibat kompresi formasi.
3. Meningkatnya kekentalan minyak akibat keluarnya gas terlarut.
—
Indeks produktivitas sebuah organisasi mirip dengan PI sumur minyak. Pada dasarnya pekerja akan produktif secara optimum terbatas pada insentif, tenaga dan waktu. Dengan demikian PI akan selalu konstan apabila dijaga pada kondisi yang optimum.
Ketika organisasi menerapkan perbedaan tekanan yang cukup besar, misalnya memasang target jauh lebih tinggi dari kewajaran, mutasi atau perubahan struktur besar-besaran, akan terjadi turbulensi dan dapat menurunkan produktivitas.
Atau ketika kondisi terlalu jenuh atau terlalu tertekan sehingga tidak memiliki ruang gerak yang cukup, misalnya akibat dari kelambanan dalam proses, birokrasi, dan keputusan, terlalu banyaknya tugas lembur, pengurangan pekerja, serta hilangnya kesempatan cuti, juga dapat mengurangi produktivitas.
Apalagi jika terjadi pengurangan insentif atau hilangnya motivasi sehingga mengendurkan moral pekerja, tentu saja indeks produktivitas akan jatuh.
(11-01-1436) – at Wisma Mulia
View on Path
di dalam reaksi kimia, “limiting reagent” atau reagen pembatas adalah unsur yang sepenuhnya habis pada saat reaksi kimia selesai. jumlah produk yang terbentuk akan sejumlah reagen pembatas yang tersedia, karena reaksi kimia tidak dapat dilanjutkan tanpa keberadaan reagen tersebut.
reagen pembatas benar-benar membatasi reaksi. jika pada akhir reaksi terdapat sejumlah reagen lainnya yang tidak bereaksi dengan reagen pembatas, maka disebut sebagai reagen tersisa.
di dalam peperangan, kereta yang ditarik oleh 12 ekor kuda akan terbatas kecepatannya oleh kuda yang paling lambat. sekencang apapun lari kuda-kuda lainnya, jika ada kuda yang lebih lambat maka kereta kuda tidak akan dapat berlari lebih cepat daripada kecepatan kuda yang lambat tersebut. kuda ini disebut sebagai pembatas kecepatan. selisih kecepatan kuda-kuda lainnya yang tidak terpakai disebut sebagai potensi tersisa.
di dalam paduan suara atau orkestra, irama dan tempo akan ditentukan di awal. setiap fungsi suara atau alat musik akan menyesuaikan dengan irama dan tempo yang ditetapkan. hal ini dilakukan dalam rangka menghasilkan nada yang harmoni. “noise” atau suara yang berbeda akan menghasilkan ketidakharmonian paduan suara atau orkestra.
di dalam organisasi, kemajuan dan pencapaian tim akan bergantung kepada seberapa besar upaya yang dilakukan oleh anggota tim. jika ada salah seorang anggota yang lebih lemah tentu akan mempengaruhi besaran hasil yang diperoleh.
organisasi yang berorientasi profit secara alamiah akan bekerja lebih profesional dibandingkan organisasi non profit. akan tetapi organisasi non profit dapat bekerja lebih baik apabila menetapkan tujuan dan motivasi pada level yang tinggi.
tim yang profesional akan mempersilakan kepada anggota yang merasa tidak mampu mengikuti irama langkah yang telah ditetapkan untuk mundur. karena mempertahankannya akan menimbulkan banyak permakluman atau “excuse”. sementara semua permakluman yang diterima akan membuat pencapaian target tidak optimal.
kecuali jika kesenjangan masih dapat ditoleransi, maka tim dapat mengatur irama yang lebih dapat diterima oleh semua anggota. sebaliknya bagi anggota yang memiliki standar lebih tinggi apabila tidak dapat menyesuaikan dengan irama yang lebih rendah akan keluar dari tim dan mencari tim lain yang senada.
ini bukan tentang kebersamaan tanpa syarat, apalagi masalah tega. belajar dari reaksi kimia dan kuda perang, tim yang menjadi reagen pembatas apabila kesenjangannya terlalu lebar akan membuat banyak potensi tersia-siakan. belajar dari orkestra dan paduan suara, nada yang melenceng dari irama dan tempo malah akan membuat tim berantakan.
(08-01-1436)
View on Path
ketika orang lain menganggapmu lamban bergerak, mereka tidak melihat gejolak yang bergemuruh di dalam benak dan hatimu.
ketika orang lain kemudian menganggapmu tergesa-gesa melangkah, mereka tidak melihat bagaimana engkau telah mengurai gejolak dan menyusunnya rapi.
ketika orang lain menganggapmu rendah, mereka tidak melihat kepedulianmu kepada dunia yang terabaikan.
ketika orang lain menganggapmu bergaya tinggi, mereka tidak melihat perjuanganmu meniti kesukaran dan membangun kenyamanan.
ketika orang lain menganggapmu tak bermutu, mereka tidak melihat apa yang tersembunyi di balik cangkang sederhanamu.
ketika orang lain beranggapan buruk kepadamu, mereka tidak melihat bagaimana engkau susah payah menjalin kebaikan.
ketika orang lain kehabisan peluru untuk menghujatmu, mereka tidak memberi kesempatan pada diri mereka untuk mengakui bahwa engkau tidak membalasnya.
itu semua karena kamu sepenuhnya bekerja untuk Dia, dan engkau tak hirau dengan berbagai sebutan manusia.
(06-01-1436)
View on Path
Berkembangnya kesadaran penggunaan logo halal pada produk-produk konsumsi memberikan perlindungan hak bagi konsumen muslim. Sayangnya di antara konsumen muslim kemudian tergesa-gesa menghalalkan dan mengharamkan suatu produk sebatas pada ada dan tidaknya logo halal. Padahal ketiadaan logo halal bukan berarti produk tersebut haram, karena kaidahnya setiap produk konsumsi itu halal kecuali ada dalil yang tegas mengharamkannya. Padahal keberadaan logo halal yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi halal belum tentu benar-benar halal, karena adanya perselisihan fikih terhadap suatu produk sedangkan pihak lembaga cenderung kepada pendapat yang menghalalkannya. Kondisi demikian memungkinkan sekali munculnya konsumen yang malah menghindari produk berlogo halal namun hatinya merasa terpaksa dengan menerima produk tanpa logo halal.
Oleh karenanya diperlukan perhatian para praktisi halal (penggiat dan produsen) serta perhatian para konsumen muslim untuk kembali mengaji agamanya di bawah bimbingan ulama yang lurus akidahnya sehingga dapat menghilangkan keraguan dalam menetapkan halal. Supaya nyaman dan tenang dengan produk berlogo halal, serta tidak mengharamkan produk yang belum berlogo halal kecuali yang sudah jelas keharamannya secara syariat.
والله أعلم بالصواب
—
rujukan:
Pada acara wisuda di suatu universitas, Brian Dyson, CEO Coca-Cola Enterprises, pernah berbicara mengenai hubungan antara pekerjaan dengan komitmen-komitmen lainnya yang kita miliki:
“Bayangkan bahwa hidup seperti bermain sulap dengan lima bola di udara. Anda dapat menamai bola-bola itu – pekerjaan, keluarga, kesehatan, sahabat dan jiwa – dan Anda menjaga kelimanya supaya tidak jatuh. Anda akan segera mengerti bahwa pekerjaan seperti bola karet. Jika Anda menjatuhkannya, ia akan memantul.
Tetapi keempat bola lainnya – keluarga, kesehatan, sahabat dan jiwa – terbuat dari kaca. Jika Anda menjatuhkan salah satunya, bola-bola itu lecet, retak, gompal, rusak, atau bahkan hancur. Walaupun dengan susah payah diperbaiki, tidak akan seperti semula keadaannya.”
Bola kaca yang mudah pecah tidak sama dengan bola karet yang elastis, bahkan bola kaca lebih berharga. Namun mengapa banyak di antara kita yang terus menerus menjaga bola karet dan mengabaikan bola-bola lainnya yang terbuat dari kaca?
Demi pekerjaan kita rela mengorbankan dan menghancurkan keempat hal tersebut? Keluarga terbengkalai, sakit-sakitan, sahabat dan rekan kerja disikut, bahkan jiwa ikut terganggu gara-gara mementingkan karir dan pekerjaan.
Mari kita perbaiki prioritas kita. Tentu saja mementingkan keluarga, kesehatan, persahabatan, dan kejiwaan bukanlah sikap egois. Melainkan sikap untuk mempertahankan agar kita dapat menjaga kesemuanya.
(refleksi)
Setiap orang memiliki motif atas segala hal yang dilakukannya, baik untuk keperluan pribadi maupun kepentingan pekerjaannya. Menurut teori motivasi setidaknya ada 3 macam motif yang mendasari perilaku manusia: Motif Pencapaian, Motif Afiliasi, dan Motif Kekuasaan. Motif Pencapaian dapat berarti bahwa seseorang dalam mengerjakan sesuatu bermaksud untuk mencapai apa yang diinginkannya: ingin lebih baik, ingin menjadi yang paling baik, ingin menguji batas kemampuannya. Orang-orang dengan motif ini sepertinya tidak pernah merasa puas dengan apa yang sudah ada dan yang sudah dicapainya selama ini. Mereka progresif dan cenderung ambisius.
Motif Afiliasi dimiliki oleh orang-orang yang senang membangun dan merawat hubungan pertemanan dengan siapapun, baik kepada bawahan dan rekan kerja, bahkan kepada atasan. Orang-orang ini sangat tidak ingin mengecewakan teman-temannya, baik dalam urusan pribadi maupun urusan pekerjaan. Baginya seorang teman terlalu sedikit dan seorang musuh terlalu banyak. Orang-orang ini jarang peduli dengan pencapaian selama ia bisa bersama-sama dengan teman-temannya. kebanyakan orang dengan motif ini pandai merawat hubungan baik. Walaupun seringkali ia memerlukan kata “tidak” yang hampir hilang dari kamusnya.
Motif Kekuasaan lebih kepada pengakuan orang lain terhadap dirinya. Dengan motif ini seseorang mampu mencapai keinginan dan membangun afiliasi yang dibutuhkan untuk mengukuhkan pengakuan tersebut. Tidak melulu motif kekuasaan dimiliki oleh para pemimpin atau penguasa. Orang-orang biasa yang terpuaskan oleh pengakuan pun dapat memupuk motif ini untuk mempertahankan eksistensi mereka. Dengan motif ini misalnya, seorang penulis dapat menyebarkan pemikirannya dan memengaruhi orang lain, atau seorang ayah atau suami mengelola keluarga dan rumah tangganya, sehingga mereka dihargai, diakui, dan dihormati.
Di dalam ajaran islam, motif merupakan penggerak awal dari perbuatan. Nabi menyampaikan bahwa setiap perbuatan tergantung dari niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Dikenal sebagai niat, motif terbagi 2: Motivasi Duniawi dan Motivasi Ukhrawi (akhirat).
Nabi pun memperingatkan bahwa orang yang dalam perbuatannya dilandasi oleh motivasi duniawi akan Allah cerai beraikan urusannya, dijadikan kefakiran di pelupuk matanya (sehingga ia selalu dahaga akan dunia), dan dipenuhi dunianya sesuai dengan apa yang telah dituliskan takdir untuknya. Sedangkan orang yang dalam perbuatannya dilandasi oleh motivasi akhirat akan Allah mudahkan urusannya, dijadikan kekayaan di lubuk hatinya (sehingga ia selalu merasa cukup dengan apa yang ada), dan dunia akan datang kepadanya dengan menghinakan diri.
Sangat manusiawi apabila setiap orang melandasi perbuatannya dengan motivasi duniawi. Sehingga Allah sang pencipta pun membuat iming-iming akhirat sebagai balasan setiap amal perbuatan ke dalam bahasa duniawi yang mudah dipahami manusia. Apapun motif Anda dalam beramal, supaya selamat dunia akhirat, mudah-mudahan selalu diniatkan ikhlas karena Allah saja.