hukuman yang menyenangkan

11 Januari, 2016

Sebungkus pilus milik Radya yang tergeletak di atas meja, Tsuraya telah menghabiskannya. Radya kesal dan menyembunyikan sandal Tsuraya di dekat tempat sampah. Tsuraya pergi sekolah dengan sandalnya yang lain.

Baba menyuruh Radya mengembalikan sandal Tsuraya. Radya mencari sandal menemukan sebelah saja. Hari itu hari Sabtu, adalah jadwal petugas kebersihan mengambil sampah. Kemungkinan besar sandal terbawa bersama sampah.

Tsuraya bersalah karena memakan pilus tanpa izin pemiliknya. Tsuraya harus minta maaf kepada Radya dan tidak mengulanginya lagi. Radya bersalah karena menghilangkan sandal Tsuraya. Selain minta maaf dan tidak mengulanginya, Radya mendapat hukuman.

Hukuman untuk membeli sandal baru untuk Tsuraya. Radya tidak punya uang. Isi celengannya sudah habis untuk jajan. Hukumannya diganti. Radya harus membersihkan lantai kamar mandi setiap hari Minggu, selama sebulan.

Hari Minggu, Radya menjalani hukuman.  Radya tidak tahu bagaimana membersihkan lantai kamar mandi. Baba menunjukkan caranya. Athiya pun ikut membantu kakaknya. Mereka berdua menyikat lantai kamar mandi dengan gembira.


baba jelek

30 April, 2015

“Baba jelek!”

Begitulah, Athiya mengungkapkan kemarahannya karena apa yang ia ingini tidak dipenuhi oleh Baba.

Selanjutnya ia akan pergi memeluk bantal dan menangislah. Atau dapat saja membanting sesuatu yang berada di dekatnya. Bahkan, bisa jadi Baba menjadi sandsack baginya.

Seringkali, reaksi Baba adalah dengan memberikan kesempatan untuk meluapkan kekesalannya, kemudian anak itu pun berhentilah. Atau anak itu dipeluknya hingga ia merasa nyaman atau sebaliknya malah berontak. Kadangkala membuat lelucon sehingga anak itu tertawa dan melupakan amarahnya.

Apabila Athiya sudah menguasai dirinya, air matanya sirna dan ia pun kembali ceria.

***

Suatu malam, sesaat setelah doa sebelum terpejam, Baba mengecup keningnya dan membisikkan,”Baba yang jelek ini sayang Athiya.”

Seutas senyuman pun tersungging di bibir mungil Athiya, sebagai pengantar mimpi bahagianya di malam itu.

(@nd, 11071436)

View on Path


waktu bersama anak

26 Januari, 2015

Bapak saya telah mengajarkan bahwa waktu bersama anak adalah kebutuhan mendasar, yaitu dengan cara memberikan waktu yg ia miliki sepenuh apa yang dibutuhkan oleh anak-anaknya.

View on Path


kelahiran ajaib yesus

25 Desember, 2014

Kisah kelahiran Yesus yang ajaib tidak berbeda dengan penciptaan Adam. Apabila Allah berkehendak, Ia berkata: “Jadilah”, maka jadilah ia.

View on Path


yesus hamba Allah

25 Desember, 2014

Yesus tidaklah merasa enggan untuk mengakui dirinya sebagai anak manusia, sebagai hamba Allah, yang berkata kepada manusia:

“Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.”

View on Path


7 bentuk durhaka kepada orang tua

24 Februari, 2014

(disampaikan oleh Ust. Zainal Abidin di pertemuan orang tua murid Rumah Belajar Ibnu Abbas, 22-04-1435)

Berbuat baik atau berbakti kepada orang tua adalah perkara penting setelah menauhidkan Allah. Telah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa tidak ada dosa yang disegerakan balasannya di dunia kecuali 2 dosa: berzina dan durhaka kepada orang tua. Oleh karenanya penting pula untuk mengenal bentuk-bentuk kedurhakaan kepada orang tua, di antaranya:

1. Berkata dengan kasar dan meninggikan suara di hadapan orang tua. (QS 17:23)

2. Membantah ucapan orang tua. Membantah adalah putik-putik kesombongan.

3. Tidak segera memenuhi panggilan orang tua. Telah masyhur kisah tentang Juraij di dalam kitab Riyadus Salihin, si ahli ibadah yang mendapat celaka akibat tidak segera memenuhi panggilan orang tuanya.

4. Mencela, mencerca dan menghina orang tua. Menghina orang tua orang lain sehingga orang lain tersebut menghina orang tua kita, begitu pula mempermalukan orang tua di hadapan orang lain adalah bentuk dari celaan, cercaan dan hinaan kepada orang tua.

5. Membohongi atau berdusta kepada orang tua. Menyembunyikan sesuatu di hadapan orang tua atau bermain belakang (backstreet) dan memanfaatkan ketidaktahuan orang tua untuk kepentingan dirinya.

Pelajaran dari kisah anak-anak Nabi Yaqub alaihissalam yang disebut di dalam surat Yusuf ketika mereka menyadari kesalahannya mereka memohon kepada ayahnya untuk memintakan ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka, hal ini adalah bentuk memohon rida orang tua dengan harapan Allah meridainya. (QS 12:97-98)

6. Membebani dan memperbudak orang tua. Menjadikan orang tua sebagai pelayan (memperbudak) dan memanfaatkan tenaga orang tua untuk melayani kepentingan dirinya. Inilah salah satu pertanda akhir zaman yang diriwayatkan dalam hadits Jibril: “ketika sahaya perempuan melahirkan majikannya.”

7. Tidak berterima kasih dan tidak merasa cukup dengan pemberian orang tua. Membanding-bandingkan kondisi orang tuanya dengan orang tua lain yang dikaruniai kelebihan. Menuntut orang tuanya dengan permintaan yang tidak mampu dipenuhi. Tidak menghargai jerih payah orang tua dalam menghidupi dan menafkahinya.

Anak-anak yang mengetahui dan terlibat dalam kesulitan yang dihadapi orang tua akan menjadi anak-anak yang bersyukur kepada Allah dan lebih berterima kasih kepada orang tua. (QS 31:14)


20 cara berbakti kepada orang tua

24 Februari, 2014

(disampaikan oleh Ust. Wira al-Bankawy di Sekolah Islam An-Nash, 23-04-1435)

1. Berbicaralah kepada mereka dengan lembut dan penuh adab. Tidak boleh membentak atau berkata kasar kepada orang tua.

2. Patuh kepada kedua orang tua di dalam kebaikan.

3. Selalu ramah dan tidak boleh cemberut kepada orang tua.

4. Membantu mereka di rumah tanpa harus diperintah.

5. Memenuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “ya bunda” atau “ya ayah”.

6. Belajar yang rajin dan tidak berbuat nakal atau tidak sopan di sekolah.

7. Menghormati dan memuliakan teman-teman orang tua.

8. Tidak membantah ucapan orag tua. Apabila orang tua keliru, berikanlah nasihat dengan santun dan lembut.

9. Apabila ingin bepergian, mintalah izin terlebih dahulu.

10. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam menyajikan.

11. Berilah hadiah kepada mereka, hadiah yang membuat mereka senang dan berseri.

12. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.

13. Tidak berbohong kepada mereka.

14. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya.

15. Jangan mencela mereka, jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

16. Janganlah duduk di tempat yang lebih tinggi dari orang tua. Tidak boleh juga menjulurkan kaki di hadapan mereka.

17. Berdoalah selalu untuk kebaikan kedua orang tuamu.

18. Jangan mencela atau mengolok-olok orang tua teman-temanmu, karena mereka nantinya akan membalas dengan mengolok-olok orang tuamu.

19. Bahagiakanlah hati orang tuamu dengan menjadi anak yang salih dan berprestasi.

20. Apabila kalian besar nanti dan menjadi orang yang sukses, janganlah kalian sombong. Tetaplah merendahkan diri dan tidak melupakan jasa-jasa orang tua kalian.


mengajarkan rasa bersalah

29 Desember, 2013

ketika anak kita yg masih kanak2 kedapatan mencelakai anak orang lain yg sepantaran atau yg lebih muda, tidak melulu mesti ada yg salah. orang dewasa tdk boleh memaksakan persepsinya pada si anak, dng terburu2 memberi cap buruk pada si anak.

bisa jadi ia tdk bermaksud demikian, bisa saja ia mengira apa yg dilakukannya sbg canda dan senda gurau. yg perlu dilakukan adalah menasehati bukan memarahi, utk merasa bersalah. mengajarkan cara yg baik utk berani bertanggung jawab dan meminta maaf.

sbg orang tua yg dewasa kita perlu menanamkan pendirian utk tegar, menyesali dan tdk mengulangi lagi kesalahan itu, serta cinta kasih utk lebih peduli kpd sesama.


gigi anak bermasalah, salah orang tua

5 Mei, 2013

gigiDua kali bertemu dengan drg. Sjahril Noerdin, Sp.KGA di poliklinik gigi RS. Puri Cinere untuk keperluan perawatan gigi susu mas Radya yang berlubang, memberikan nuansa yang berbeda daripada pertemuan dengan dokter gigi lainnya. Selain sabar dan tekun dalam menangani masalah gigi mas Radya, sebagai dokter senior beliau dengan sukarela berbagi ilmu pengetahuan dengan pasiennya. Dan satu quote yang penting dan mak njleb, karena selalu diulang-ulang, adalah: “jika gigi anak bermasalah, itu adalah kesalahan orang tuanya”.

Kebanyakan orang tua terkagum-kagum dengan perilaku balitanya yang menunjukkan kemandirian, kemudian membiarkan anak-anaknya untuk menyikat gigi sendiri. Namun mereka tidak menyadari bahwa kemampuan motorik balita belum berkembang dengan baik untuk memegang sikat gigi dan menggerak-gerakkannya di dalam mulut agar giginya bersih dari kuman. Padahal kesehatan gigi dan mulut orang dewasa bermula dari baiknya perawatan terhadap gigi susu dan mulut pada masa kanak-kanak. Sebaiknya, sebelum usia 10 tahun, anak-anak perlu disikat giginya oleh orang tua dengan cara yang benar, minimal 2 kali sehari (di waktu pagi dan malam hari). Pengalaman disikat gigi oleh orang tua akan membekas kepada kebiasaan anak-anak ketika sudah mampu menggosok gigi sendiri dan ketika dewasa kelak. Penolakan di awal pengalaman menyikat gigi anak justru menjadi tantangan bagi orang tua untuk bersabar dalam menjalani keorangtuaannya (parenthood).

Perawatan gigi dan mulut tidak hanya menggosoknya dengan pasta gigi dan cara yang benar, tetapi juga memperhatikan apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut. Sebagai gerbang pertama proses pencernaan makanan, gigi memainkan peranan penting agar makanan dapat dicerna oleh tubuh. Makanan sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu asam atau terlalu basa, tidak juga terlalu keras atau terlalu lembut. Asupan gizi seimbang memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh berikut bagi gigi.

Gigi juga memainkan peranan bagi pembentukan rahang yang sehat dan kuat. Kelemahan orang moderen dibandingkan orang primitif adalah hanya 10 macam gigi saja dari 32 gigi yang difungsikan oleh orang moderen. Dari berbagai jenis makanan moderen pada saat ini yang kebanyakan bersifat lembut, beberapa di antaranya hanya berupa jus nutrisi, mengurangi kekuatan fungsi gigi sebagaimana mestinya. Selain itu tata cara makan yang dianggap sopan santun (table manner) membatasi pengoptimalan seluruh fungsi gigi. Pelajaran mengenai fungsi gigi bahwa gigi seri sebagai pemotong, gigi taring sebagai pengoyak/pencabik, dan gigi geraham sebagai penggerus, tinggal kenangan masa lalu saja tanpa banyak diperoleh kenyataannya di masa kini.

drg. Sjahril mengingatkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk dokter gigi tidak murah bahkan lebih mahal daripada biaya dokter umum untuk penyakit lainnya. Sebisa mungkin dihindari untuk sering-sering pergi ke dokter gigi, apalagi untuk menambal gigi berlubang. Kalaupun ke dokter gigi sebaiknya cukup untuk konsultasi dan pemeriksaan setiap 6 bulan sekali. Oleh karenanya, orang tua harus belajar merawat gigi anak-anaknya untuk tetap sehat dan kuat. Memastikan setiap makanan yang masuk ke mulut anak-anaknya adalah makanan yang menyehatkan dan menguatkan, baik untuk tubuh maupun untuk gigi geliginya.


anak dan doa orang tua

13 November, 2012

Kesal, marah, bahkan sumpah serapah barangkali sempat mewarnai hubungan antara kita sebagai orang tua dengan anak-anak kita, terutama ketika mereka tidak memenuhi harapan ataupun keinginan kita. Barangkali juga kekesalan dan kemarahan itu dilandasi dalih kebaikan untuk mereka. Namun sebaiknya kita berhati-hati dengan ucapan kita, karena ucapan buruk orang tua kepada anak adalah doa yang pengabulannya tidak mengenal tempat dan waktu.

Di dalam kitab Al-Adabul Mufrod, Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam dari sahabat Abu Hurairah radiyallahu anhu, “Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan  lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (dikatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Di masa kecil kita pernah didongengkan tentang Si Malin Kundang, anak durhaka yang dikutuk ibunya menjadi batu, tetapi dongeng itu hanyalah kabar tutur yang tidak berasas kokoh. Sedangkan di dalam tradisi Islam didapati hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang seorang dari bani Israil yang bernama Juraij, kisah yang lebih baik dan lebih pantas untuk diambil pelajaran daripadanya. Juraij bukanlah anak durhaka, bahkan ia adalah ahli ibadah. Namun ia ketiban fitnah akibat doa jelek ibunya yang pernah kesal ketika Juraij tidak memenuhi panggilannya sedangkan Juraij lebih mengutamakan salatnya.

Nabi Ibrahim alaihissalam adalah teladan bagi orang tua beriman yang  doa-doa beliau diabadikan di dalam Alquran. Doa-doa yang penuh kebaikan dipanjatkan kepada Allah untuk anak keturunan beliau. Khalifah Umar bin al-Khattab radiyallahu anhu pernah memberikan nasehat untuk para orang tua agar bersikap baik kepada anak-anak: “Bermainlah dengan anak-anakmu hingga mereka mencapai usia tujuh tahun, didiklah mereka dengan pengajaran dan pengetahuan untuk tujuh tahun berikutnya, dan bersahabatlah dengan mereka untuk tujuh tahun berikutnya.”

Semoga Allah memudahkan kita sebagai orang tua untuk menahan amarah dari berkata buruk kepada anak kita, memudahkan kita untuk senantiasa bersikap baik dan mendoakan kebaikan kepada anak keturunan kita.


%d blogger menyukai ini: