nisan bapak

8 Mei, 2015

Bapak, kepergianmu bersamaan harinya dengan kepergian sang raja. Prosesi pemakaman mu pun sesederhana pemakaman sang raja. Nisan kayu yang menandai kuburmu telah hancur kini dimakan rayap. Adakah engkau berkenan untuk kami pasangkan nisan sederhana sebagaimana nisan tanpa nama pada kubur sang raja?

(@nd, 19071436)


baba jelek

30 April, 2015

“Baba jelek!”

Begitulah, Athiya mengungkapkan kemarahannya karena apa yang ia ingini tidak dipenuhi oleh Baba.

Selanjutnya ia akan pergi memeluk bantal dan menangislah. Atau dapat saja membanting sesuatu yang berada di dekatnya. Bahkan, bisa jadi Baba menjadi sandsack baginya.

Seringkali, reaksi Baba adalah dengan memberikan kesempatan untuk meluapkan kekesalannya, kemudian anak itu pun berhentilah. Atau anak itu dipeluknya hingga ia merasa nyaman atau sebaliknya malah berontak. Kadangkala membuat lelucon sehingga anak itu tertawa dan melupakan amarahnya.

Apabila Athiya sudah menguasai dirinya, air matanya sirna dan ia pun kembali ceria.

***

Suatu malam, sesaat setelah doa sebelum terpejam, Baba mengecup keningnya dan membisikkan,”Baba yang jelek ini sayang Athiya.”

Seutas senyuman pun tersungging di bibir mungil Athiya, sebagai pengantar mimpi bahagianya di malam itu.

(@nd, 11071436)

View on Path


berbuat baik kepada ibu bapak

28 Februari, 2015

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

(QS 17:23) – at rumah belajar Ibnu Abbas

View on Path


pensiun almarhum bapak

6 Februari, 2015

Melalui PT. Taspen (Persero), Pemerintah memberikan uang duka wafat dan asuransi kematian kepada keluarga almarhum pensiunan PNS. Selain itu, masih menggaji almarhum bapak selama 4 bulan setelah wafat. Pada bulan ke-5 dan seterusnya ibu pun berhak atas gaji janda.

Fasilitas ini tentulah terinspirasi dari syariat Islam: masa duka janda ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10 hari, serta anjuran berbuat baik kepada para janda. Masya Allah.

Semoga Allah ta’ala terus memberkati Pemerintah Republik Indonesia. Amin. – at PT. Taspen (Persero)

See on Path


menjelang engkau pergi

6 Februari, 2015

Belum habis kubaca al-kahfi, sesekali kupandang wajahmu pasrah. Tak lagi mampu kukenali desah napasmu. Air matamu menitik, mengiba keridaanku.

Kuhampiri telingamu, kembali menalqin tahlil. Engkau mengangguk setuju. Hatimu tiada terhalang, bahkan oleh alat-alat medis yang membatasimu.

Kesejukan menjalar dari kakimu, kudapati diriku mengelak. Mencoba menepis malakul maut, mengharap ia menunda tugasnya sesaat saja.

Tersentak aku oleh teguran keras:

إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُون

(10:49)

Siapalah aku yang terus memaksa, menahanmu untuk tetap tinggal, sedangkan engkau sudah mengikhlaskan dirimu?

Pandangan matamu mengikuti ruhmu, keluar dengan penuh sakinah. Dari jasad yang diamanahkan oleh Allah sepanjang hidupmu.

Bagaimanakah denganku? Di telingamu kubisikkan lagi, tahlil. Tampaknya bukan lagi untukmu, melainkan untukku sendiri, meredam amarah membuncah.

CPR!
3×30 pun tidak sanggup denyutkan lagi jantungmu. Ternanar aku, harus merelakanmu.

Engkau pergi, Bapak.
Aku gigih mengharap engkau pulang menuju kampung yang damai.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْه

***

(nd, 16041436 / 06022015) – with Febrianto

View on Path


ziarah kubur

30 Januari, 2015

Sejahtera ke atas kamu wahai penghuni kampung,
daripada orang-orang mukmin dan muslim.
Sesungguhnya kami dengan kehendak Allah akan mengikuti kamu.
Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang pergi dahulu dan yang mengikuti kemudian.
Kami memohon kepada Allah kesejahteraan bagi kami dan kamu.

(HR. Muslim dan Ibnu Majah)

View on Path


tentang kebaikan

29 Januari, 2015

Bapak saya mengajarkan 3 hal: agar dalam hidup selalu berbuat baik, tidak menunjukkan kedengkian, dan pagar rumah yg terbaik adalah pagar hidup: yaitu para tetangga.

Karena masalah hidup akan selalu sama, di manapun kita tinggal, maka ketiga hal tersebut akan sangat bermanfaat.

Perbuatan baik akan selalu berbalas kebaikan. Menyembunyikan kedengkian akan menyelamatkan kita dari kedengkian orang lain. Bertetangga dengan baik akan membuahkan kerukunan bermasyarakat.

View on Path


tentang istigfar

27 Januari, 2015

Pada setiap nyeri yg kau rasa, pada setiap tarikan napasmu yg tersengal, pada setiap kesal yg kau keluhkan, pada tubuhmu yg terus melemah: selalu kudengar lirih istigfar terucap dari bibirmu, Bapak.

Aku terus mengharap, engkau mendapati Thuba (kebahagiaan, keberuntungan) yg telah dijanjikan.

View on Path


tentang sakit

27 Januari, 2015

Berbulan-bulan kepayahanmu yang lalu berjuang melawan sakit, Bapak. Engkau telah terus menerus mengharapkannya sebagai penghapus bagi dosa-dosamu.

Rasa lelah kami yang telah lalu di sisimu, Bapak. Kami mengharapkannya lebih dari sekadar bakti, tetapi juga sebagai penghapus dosa-dosa kami.

Beristirahatlah, Bapak, setelah sirna semua rasa letih dan nyeri itu. Biarkanlah kami terus merangkai doa untuk kesejahteraan engkau.

View on Path


waktu bersama anak

26 Januari, 2015

Bapak saya telah mengajarkan bahwa waktu bersama anak adalah kebutuhan mendasar, yaitu dengan cara memberikan waktu yg ia miliki sepenuh apa yang dibutuhkan oleh anak-anaknya.

View on Path


%d blogger menyukai ini: