27 Mei, 2012
Tamansari Gua Sunyaragi yang berada di kota Cirebon adalah istana yang dibangun dari susunan batu-batu sungai. Menurut sumber tulisan dibangun pada tahun 1703, oleh kesultanan Cirebon pada awalnya berfungsi sebagai tempat menyepi atau beristirahat di pinggir danau di tengah hutan jati. Sempat berubah fungsi menjadi tempat penyusunan strategi dan benteng pertahanan yang kemudian dirusak oleh meriam Belanda pada sekitar tahun 1787, kemudian diperbaiki pada tahun 1852. Pemerintah kolonial Belanda sempat pula melakukan pemugaran pada tahun 1937. Saat ini dibawah pemeliharaan Keraton Kasepuhan dan Pemerintah Kotamadya Cirebon.
***
Di pintu utara The Forbidden City (dibangun abad 15) di kota Beijing, China terdapat sebuah bukit yang dibuat oleh manusia dari susunan batu-batu yang diambil dari sungai Taihu yang terdapat di China selatan. Di atas bukit yang disebut dengan The Piled Elegance Hill itu terdapat sebuah paviliun yang digunakan oleh para kaisar dari dinasti Ming dan dinasti Qing untuk menikmati pemandangan bulan di waktu malam di tengah musim gugur.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: arsitektur, batu, Beijing, belanda, China, cirebon, dinasti ming, forbidden city, istana, kaisar, sungai, sunyaragi, taihu, tamansari |
Permalink
Ditulis oleh andi
25 Mei, 2012

Jam menunjukkan jam 13:15 waktu setempat ketika saya menyelesaikan wudhu dan memasuki ruang shalat utama Masjid Niujie (牛街礼拜寺, baca: Niú jiē lǐbàisì) di Beijing, China. Jamaah sudah memenuhi ruang utama, beberapa mengisi selasar dan ruang terbuka, ada juga yang mengisi ruang shalat di paviliun belakang. Seseorang sedang duduk di tengah-tengah, bukan di atas mimbar, berbicara dalam bahasa Mandarin. Barangkali ia sedang menyampaikan pengumuman, sebagaimana sering dijumpai di masjid-masjid tradisional di tanah air. Selesai ia bicara, banyak jamaah berdiri dan melakukan shalat sunnah, saya pun berdiri dan melakukan shalat tahiyatul masjid yang tadi belum sempat dilakukan.
Jam 13:30 seorang bersurban dan bergamis panjang menaiki mimbar kemudian mengucap salam. Azan berkumandang dengan sederhana, tanpa dilagukan, dan hanya terdengar di dalam komplek masjid saja. Khatib mulai berkhutbah dalam bahasa Arab, menyampaikan beberapa ayat Al-quran dan Hadits mengenai kedudukan pria dan wanita, bagaimana satu sama lain menghormati hak-hak dan menghargai kewajiban masing-masing. Duduk sejenak di antara dua khutbah. Khutbah kedua berisi doa untuk kebaikan dan keselamatan umat Islam. Lalu iqamah dan shalat jumat ditegakkan.
Selesai shalat, tidak ada dzikir berjamaah, sebagian jamaah beranjak meninggalkan ruangan, sebagian lagi tetap duduk meneruskan dzikir, sebagian yang lain berdiri untuk melakukan shalat sunnah. Tidak ada kotak amal berjalan ketika khutbah, bagi yang hendak bersedekah telah disediakan kotak amal di pintu keluar masjid, atau langsung memberikannya kepada para pengemis yang telah mengantri di pintu masjid.
Saya beranjak ke halaman belakang komplek masjid, melihat di sana terdapat makam 2 orang Imam yang mendirikan dan mengajar pertama kalinya di masjid tersebut, semoga Allah merahmati keduanya. Ada tempat menaruh hio, sebagian peziarah berdoa dengan maupun tanpa membakar hio, sebagian lagi bertabaruk dengan mengusap-usap pada batu makam.
Masjid Niujie yang dibangun tahun 996M dan diperbesar pada tahun 1694M, selain digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam yang tinggal di sekitarnya juga menjadi salah satu cagar budaya dan obyek pariwisata di kota Beijing.
北京:2012年5月18日
Menyukai ini:
Suka Memuat...
1 Komentar |
jalan setapak, jendela surau | Ditandai: Beijing, budaya, China, jumat, masjid, niujie, salat, wisata |
Permalink
Ditulis oleh andi
24 Mei, 2012
Beijing, berbenah sejak tahun Olimpiade tahun 2008, berhasil merubah wajah dan warna kota menjadi lebih bersih, teratur, dan menarik. Berbagai warisan masa lalu maupun masa kemarin menjadi obyek yang menarik para pebisnis maupun wisatawan. Gelanggang-gelanggang olahraga menjadi tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara. Bekas apartemen atlet, ditawarkan kepada masyarakat sebagai hunian berprestise tinggi.
Walaupun masih ada kejijikan di beberapa tempat, terutama toilet umum, tetapi wajah kota secara umum menampakkan kebersihan. Masyarakat mulai terbiasa bersih dan menjaga kebersihan. Taman-taman peninggalan masa lalu maupun yang masih terus dibangun, menjadi tempat pelarian bagi penikmat senam Tai Chi di pagi hari, pejogging, maupun yang rehat di bawah pepohonan rindang, terpelihara dari sampah dan vandalisme.
Kota ini, menurut seorang rekan: “cukup livable” tetapi tidak memberi lebih dari cukup itu. Untuk membeli apartemen yang nyaman harus merogoh sekitar RMB40,000/m2 (Rp60 juta). Sementara harga tanah jauh lebih mahal. Memiliki rumah hanyalah bagi orang-orang yang sangat kaya. Para pekerja di Beijing perlu ekstra usaha untuk itu, jika sedang-sedang maka hanya cukup untuk menghidupi saja.
Walaupun harga kendaraan roda empat lebih murah daripada di Indonesia, dengan harga satu liter bensin setara dengan Rp15 ribu ditambah pengaturan kendaraan yang boleh melaju di lalu lintas kota berikut denda sangat tinggi bagi pelanggarnya, jumlah kemacetan dapat dikendalikan. Pemerintah kota memotivasi warga untuk menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta. Di berbagai ruas jalan masih disediakan jalur khusus untuk sepeda, mempertahankan warisan masa lalu.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: apartemen, atlet, Beijing, bensin, bersih, China, cina, olimpiade, taman |
Permalink
Ditulis oleh andi
23 Mei, 2012
Tak pelak, arak dan rokok menjadi teman hidangan dalam perjamuan makan orang Cina. Sekalipun makanan yang dihidangkan adalah halal dan dimasak oleh koki muslim, arak Cina selalu ada di dalam daftar minuman yang disediakan kepada para tamu. Terkadang kadar alkoholnya melebihi 70%, maka bagi yang pernah menyicipinya mengatakan “tidak berasa lagi arak”. Sedangkan beberapa arak dengan kadar alkohol lebih rendah maka dikatakan lebih terasa araknya dan lebih memabukkan.
Begitupun halnya dengan rokok, tuan rumah menyediakan rokok kualitas nomor satu seperti merek Chung Hwa yang diproduksi di Shanghai. Sebungkus rokok berisi 20 batang, memiliki harga tiga hingga lima kalinya dibanding rokok lain. Bagi beberapa perokok, rasa tembakau Chung Hwa dianggap masih lebih ringan daripada rokok Dji Sam Soe.
Dibanding memilih keduanya, sebagian orang memilih arak daripada rokok, sebagiannya memilih rokok daripada arak, dan ada sebagian lagi tidak memilih keduanya. Menurut pemahaman saya yang jahil, risiko hukum terhadap apa yang tertulis jauh lebih besar daripada yang tidak tertulis. Secara tegas, Allah di dalam kitab Alqur’an dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di dalam kitab-kitab Hadits, menyatakan keharaman khamr. Sedangkan pengharaman rokok, “hanya” berdasarkan kesimpulan para ulama dari dalil-dalil yang menguatkan pendapat tersebut.
Duduk satu meja dengan para peminum dan perokok, sudah tentu “kecipratan” dosa dan menunjukkan sedang rendahnya kadar keimanan orang tersebut. Sehingga jika “harus” memilih, yang risiko dosanya lebih ringan adalah pilihan yang lebih baik. Wallahu a’lam.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: arak, China, chung hwa, cina, dji sam soe, rokok |
Permalink
Ditulis oleh andi
22 Mei, 2012
Setiap kali tiba waktu makan, kami mengajak pemandu kami di Beijing untuk makan bersama dan setiap itu pula ia menolak. Ia memilih untuk makan di meja yang berbeda, bersama dengan pengemudi bus kami. Ketika kami tanyakan alasannya, ia hanya menjawab, “working lunch” atau “working meal”. Pada awalnya kami tidak memahami maksudnya, karena hal itu berbeda dengan kebiasaan di negeri kami. Seiring waktu bersamanya, kami mulai mengerti bahwa sudah menjadi “code of conduct” alias tata krama bahwa pemandu dan pengemudi telah dibayar untuk melayani tamu, tidak sepantasnya duduk dalam satu meja makan.
Pada makan malam terakhir, kami sengaja mengundang sang pemandu untuk duduk bersama kami. Kali itu bukanlah “working dinner” karena berasal dari luar paket pelayanan mereka. Selesai makan malam, ia terlihat sangat senang dan berterima kasih.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: Beijing, China, cina, dinner, krama, lunch, makan, meal, pemandu, pengemudi, tata, working |
Permalink
Ditulis oleh andi
21 Mei, 2012
“Mohon maaf jika situs jaring luar negeri tidak tersedia karena kebijakan negara, seperti: facebook, twitter, youtube, dll”
Demikianlah kenyataannya berinternet di negeri tirai bambu. Akses ke situs media jaring sosial seperti yang disebut tidak disediakan, karena biasa menjadi corong perlawanan dan mampu menyebarkan kegundahan di tengah masyarakat. Apalagi akses ke situs pornografi, sudah pasti diblokir. Dan hal ini tidak terlalu menjadi masalah di negeri panda tersebut.
Sedangkan di negeri nyiur hijau, masih jauh panggang dari api, hanya geram saja nampaknya yang bisa dilakukan oleh sang menteri. Semoga saja pengguna internet di tanah air ibu pertiwi memanfaatkan media jaring sosial lebih bermanfaat sehingga tidak harus diblokir, sedangkan situs-situs berkonten porno dapat segera dinonaktifkan aksesnya.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
1 Komentar |
jalan setapak | Ditandai: China, facebook, konten, porno, pornografi, twitter, youtube |
Permalink
Ditulis oleh andi
21 Mei, 2012
Di antara kebiasaan para lelaki adalah menggoda para wanita cantik. Dalam bahasa Mandarin, kecantikan disebut 美女(baca: Měinǚ). Wanita yang dipanggil dengan 美女 akan merah pipinya karena tersipu malu, kemudian si lelaki menggodanya lagi dengan mengatakan 为什么你害羞 (baca: Wèishéme nǐ hàixiū, artinya: mengapa anda malu) maka bertambah merona si wanita tersebut. Namun hati-hati jika salah mengucap dengan: “Měi Niú” (美牛), bukan hanya memerah pipi wanita yang digoda, melainkan merah pula pipi lelaki penggodanya karena tamparan si wanita, gara-gara kata 牛 berarti “sapi”. :p
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: cantik, China, cina, lelucon, mandarin, sapi |
Permalink
Ditulis oleh andi
8 Desember, 2010
Idul Adha is one of muslim feasts that took place on the tenth day until the thirteenth day of month Dzulhijjah. After took a congregation prayer, wealthy people of muslim slaughter the cattles (such as cow, bull, sheep and goat) for their meat distributed to the poor and some are presented to the family. Among Chinese muslims, many events were held to celebrate the day. In an Arabic-language television shows covering other forms of events organized to celebrate Eid al-Adha, there was a celebration dinner to the accompaniment of dances from the countries of origin of Chinese muslims combined with middle eastern dance.
But the fact which makes me more amazed was the television channel I was watching: China Central Television (CCTV-العربية) that provide Arabic language broadcasting services to reach more than 300 million Arabic-speaking audiences. Even though my Arabic language skills are minimal, but I was feels more comfortable to watch Arabic-language after listening to mandarin conversations mixed with english all the day.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
beranda, jalan setapak | Ditandai: arabic, CCTV, celebration, China, dance, feast, idul adha, middle east, muslim |
Permalink
Ditulis oleh andi
8 Desember, 2010
Shopping at Ikea, Dalian was spending much time. We almost forgot to eat until our tummy were rumbling. But first, we need to find the Dalian Mosque in Beijing Street, near People’s Square, Dalian, and took day prayer there. The mosque was built in 1922. At the time of Cultural Revolution happened in China until 1979, all of worship building for any religion include this mosque did not operate.
In the courtyard there are several holes that had been prepared for the slaughter of the cattles. And there is a wall inscribed with a verse of the Qur’an which reads: “And hold firmly to the rope of Allah all together and do not become divided.”
你們當全體堅持真主的繩索,不要自己分裂。
We met Imam Hajj Yusuf as the master of the mosque, he invited us to come to the mosque at 9 a.m. in the next day for Idul Adha prayer. After had a light chat with him, we say goodbye to him, and went for late lunch at Alabo Dalian Minzu Restaurant which laid just the next building to the mosque. This restaurant managed by Chinese muslim, serving meals in mediteranian style. We feel very relieved and satisfied eating at this restaurant because it guarantees provided halal cuisine.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak, jendela surau | Ditandai: China, Dalian, festival, food, halal, idul adha, ikea, meal, muslim |
Permalink
Ditulis oleh andi
7 Desember, 2010
It was a lucky for me that our generous Chinese friends understood muslim can not eat pork nor can drink alcoholic beverages. They took us to restaurants that muslims are the owner. Sometime they took us to Chinese restaurants that serve vegetarian meals or just don’t serve pork.
Although Muslim Cuisine Restaurant on Qianmen Street, Beijing (near Tian’anmen Square) served halal and very nice taste of Chinese food and Arab (阿拉伯) Dalian Minzu Restaurant, Dalian (near People’s Square) served halal and very nice taste of middle east food, they still provide wines, chinese liquor, and beer.
I did not know the reasons until then I found that many diners are not muslim, and these restaurants still have to survive. This issue is one of a matter of Islamic jurisprudence that is perhaps still likely to be understood as an emergency condition.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
1 Komentar |
jalan setapak, jendela surau | Ditandai: arab, Beijing, China, chinese, cuisine, Dalian, food, halal, meal, middle east, muslim, restaurant |
Permalink
Ditulis oleh andi