orang tua jangan curang

18 Februari, 2015

Dari Ma’qil bin Yasar al Muzani radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما من عبد يسترعيه الله رعية يموت يوم يموت وهو غاش لرعيته إلا حرم الله عليه الجنة

“Tidaklah seorang hamba yang Allah berikan kepemimpinan atas orang lain, lalu ia mati dalam keadaan berbuat curang terhadap orang-orang yang dipimpinnya, melainkan Allah akan mengharamkan atasnya surga.” (HR Muslim)

***

Hadits ini mungkin saja populer dengan kondisi politik saat ini. Tetapi sayangnya banyak yang lupa bahwa setiap kita adalah pemimpin.

Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi rumah tangganya. Seorang istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya. Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta majikannya. Seorang karyawan adalah pemimpin bagi tugas yang diamanatkan kepadanya.

Begitupun orang tua adalah pemimpin bagi anak-anaknya. Dan tentu akan dimintakan pertanggungjawaban atas kepemimpinan tersebut.

Menengok hadits di atas, hendaklah orang tua tidak berbuat curang kepada anak-anaknya. Yaitu dengan memberikan pendidikan terbaik bagi mereka.

Memperkenalkan mereka tentang Tuhan, nabi, dan agama. Mengajarkan hak dan kewajiban manusia sebagai hamba. Membangun akhlak mulia sebagai perilaku kehidupan. Berlaku adil dan bertindak sesuai tuntunan.

Semua itu dalam rangka menunaikan amanah kepemimpinan yang telah dipercayakan kepada orang tua. Semoga Allah menolong kita.

View on Path


berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal

13 Februari, 2015

يا رسول الله هل بقى من بر أبوي شيء أبر هما به بعد موتهما قال نعم الصلاة عليهما والاستغفار لهما وإنفاذ عهد هما وصلة الرحم التي لا توصل إلا بهما و إكرام صديقهما

“Wahai Rasulullah – sallallahu alaihi wa sallam, adakah tersisa perbuatan berbakti kepada orang tua yang masih dapat saya lakukan setelah mereka meninggal?”

Rasulullah – sallallahu alaihi wa sallam – menjawab: “Ada. Berdoa untuk mereka, memohonkan ampunan untuk mereka, memenuhi janji mereka sepeninggal mereka, menyambung tali persaudaraan yang tidak terhubung kecuali melalui mereka, serta memuliakan teman-teman mereka.”

(HR. Ahmad, Al-Bukhari dalam kitab “Al-Adabul Mufrad”, dan Abu Dawud)

View on Path


mendoakan orang tua

22 Januari, 2015

View on Path


Anak kecil meninggal

2 Desember, 2014

عَنْ أَبِي حَسَّانَ، قَالَ: قُلْتُ لِأَبِي هُرَيْرَةَ: إِنَّهُ قَدْ مَاتَ لِيَ ابْنَانِ، فَمَا أَنْتَ مُحَدِّثِي عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِيثٍ تُطَيِّبُ بِهِ أَنْفُسَنَا عَنْ مَوْتَانَا؟ قَالَ: قَالَ: نَعَمْ، «صِغَارُهُمْ دَعَامِيصُ الْجَنَّةِ يَتَلَقَّى أَحَدُهُمْ أَبَاهُ – أَوْ قَالَ أَبَوَيْهِ -، فَيَأْخُذُ بِثَوْبِهِ – أَوْ قَالَ بِيَدِهِ -، كَمَا آخُذُ أَنَا بِصَنِفَةِ ثَوْبِكَ هَذَا، فَلَا يَتَنَاهَى – أَوْ قَالَ فَلَا يَنْتَهِي – حَتَّى يُدْخِلَهُ اللهُ وَأَبَاهُ الْجَنَّةَ»

Dari Abu Hassan Radhiyallahu ’anhu, ia berkata:
Saya memberitahu Abu Hurairah, bahwa dua orang anakku telah meninggal dunia. Adakah berita (hadits) Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam yang dapat engkau sampaikan kepadaku yang dapat menyenangkan hati kami berkenaan dengan anak kami yang meninggal itu. Abu Hurairah menjawab: Ada! Anak-anak kecil (yang meninggal) menjadi kanak-kanak surga, ditemuinya kedua ibu bapaknya, lalu dipegangnya pakaian ibu bapaknya – sebagaimana saya memegang tepi pakaian ini – dan tidak berhenti (memegang pakaian) sampai Allah memasukkannya dan kedua ibu bapaknya kedalam surga.

HR. Muslim no. 2635

😥

View on Path


the best entry

15 November, 2014

Surga memiliki banyak pintu. Setiap ahli tauhid akan memasuki pintu surga yang sesuai dengan amalannya. Berbakti kepada orang tua adalah sebaik-baik pintu surga. – at Klinik Sejahtera Mitra Avia

View on Path


7 bentuk durhaka kepada orang tua

24 Februari, 2014

(disampaikan oleh Ust. Zainal Abidin di pertemuan orang tua murid Rumah Belajar Ibnu Abbas, 22-04-1435)

Berbuat baik atau berbakti kepada orang tua adalah perkara penting setelah menauhidkan Allah. Telah disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa tidak ada dosa yang disegerakan balasannya di dunia kecuali 2 dosa: berzina dan durhaka kepada orang tua. Oleh karenanya penting pula untuk mengenal bentuk-bentuk kedurhakaan kepada orang tua, di antaranya:

1. Berkata dengan kasar dan meninggikan suara di hadapan orang tua. (QS 17:23)

2. Membantah ucapan orang tua. Membantah adalah putik-putik kesombongan.

3. Tidak segera memenuhi panggilan orang tua. Telah masyhur kisah tentang Juraij di dalam kitab Riyadus Salihin, si ahli ibadah yang mendapat celaka akibat tidak segera memenuhi panggilan orang tuanya.

4. Mencela, mencerca dan menghina orang tua. Menghina orang tua orang lain sehingga orang lain tersebut menghina orang tua kita, begitu pula mempermalukan orang tua di hadapan orang lain adalah bentuk dari celaan, cercaan dan hinaan kepada orang tua.

5. Membohongi atau berdusta kepada orang tua. Menyembunyikan sesuatu di hadapan orang tua atau bermain belakang (backstreet) dan memanfaatkan ketidaktahuan orang tua untuk kepentingan dirinya.

Pelajaran dari kisah anak-anak Nabi Yaqub alaihissalam yang disebut di dalam surat Yusuf ketika mereka menyadari kesalahannya mereka memohon kepada ayahnya untuk memintakan ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka, hal ini adalah bentuk memohon rida orang tua dengan harapan Allah meridainya. (QS 12:97-98)

6. Membebani dan memperbudak orang tua. Menjadikan orang tua sebagai pelayan (memperbudak) dan memanfaatkan tenaga orang tua untuk melayani kepentingan dirinya. Inilah salah satu pertanda akhir zaman yang diriwayatkan dalam hadits Jibril: “ketika sahaya perempuan melahirkan majikannya.”

7. Tidak berterima kasih dan tidak merasa cukup dengan pemberian orang tua. Membanding-bandingkan kondisi orang tuanya dengan orang tua lain yang dikaruniai kelebihan. Menuntut orang tuanya dengan permintaan yang tidak mampu dipenuhi. Tidak menghargai jerih payah orang tua dalam menghidupi dan menafkahinya.

Anak-anak yang mengetahui dan terlibat dalam kesulitan yang dihadapi orang tua akan menjadi anak-anak yang bersyukur kepada Allah dan lebih berterima kasih kepada orang tua. (QS 31:14)


20 cara berbakti kepada orang tua

24 Februari, 2014

(disampaikan oleh Ust. Wira al-Bankawy di Sekolah Islam An-Nash, 23-04-1435)

1. Berbicaralah kepada mereka dengan lembut dan penuh adab. Tidak boleh membentak atau berkata kasar kepada orang tua.

2. Patuh kepada kedua orang tua di dalam kebaikan.

3. Selalu ramah dan tidak boleh cemberut kepada orang tua.

4. Membantu mereka di rumah tanpa harus diperintah.

5. Memenuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “ya bunda” atau “ya ayah”.

6. Belajar yang rajin dan tidak berbuat nakal atau tidak sopan di sekolah.

7. Menghormati dan memuliakan teman-teman orang tua.

8. Tidak membantah ucapan orag tua. Apabila orang tua keliru, berikanlah nasihat dengan santun dan lembut.

9. Apabila ingin bepergian, mintalah izin terlebih dahulu.

10. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam menyajikan.

11. Berilah hadiah kepada mereka, hadiah yang membuat mereka senang dan berseri.

12. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.

13. Tidak berbohong kepada mereka.

14. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya.

15. Jangan mencela mereka, jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

16. Janganlah duduk di tempat yang lebih tinggi dari orang tua. Tidak boleh juga menjulurkan kaki di hadapan mereka.

17. Berdoalah selalu untuk kebaikan kedua orang tuamu.

18. Jangan mencela atau mengolok-olok orang tua teman-temanmu, karena mereka nantinya akan membalas dengan mengolok-olok orang tuamu.

19. Bahagiakanlah hati orang tuamu dengan menjadi anak yang salih dan berprestasi.

20. Apabila kalian besar nanti dan menjadi orang yang sukses, janganlah kalian sombong. Tetaplah merendahkan diri dan tidak melupakan jasa-jasa orang tua kalian.


gigi anak bermasalah, salah orang tua

5 Mei, 2013

gigiDua kali bertemu dengan drg. Sjahril Noerdin, Sp.KGA di poliklinik gigi RS. Puri Cinere untuk keperluan perawatan gigi susu mas Radya yang berlubang, memberikan nuansa yang berbeda daripada pertemuan dengan dokter gigi lainnya. Selain sabar dan tekun dalam menangani masalah gigi mas Radya, sebagai dokter senior beliau dengan sukarela berbagi ilmu pengetahuan dengan pasiennya. Dan satu quote yang penting dan mak njleb, karena selalu diulang-ulang, adalah: “jika gigi anak bermasalah, itu adalah kesalahan orang tuanya”.

Kebanyakan orang tua terkagum-kagum dengan perilaku balitanya yang menunjukkan kemandirian, kemudian membiarkan anak-anaknya untuk menyikat gigi sendiri. Namun mereka tidak menyadari bahwa kemampuan motorik balita belum berkembang dengan baik untuk memegang sikat gigi dan menggerak-gerakkannya di dalam mulut agar giginya bersih dari kuman. Padahal kesehatan gigi dan mulut orang dewasa bermula dari baiknya perawatan terhadap gigi susu dan mulut pada masa kanak-kanak. Sebaiknya, sebelum usia 10 tahun, anak-anak perlu disikat giginya oleh orang tua dengan cara yang benar, minimal 2 kali sehari (di waktu pagi dan malam hari). Pengalaman disikat gigi oleh orang tua akan membekas kepada kebiasaan anak-anak ketika sudah mampu menggosok gigi sendiri dan ketika dewasa kelak. Penolakan di awal pengalaman menyikat gigi anak justru menjadi tantangan bagi orang tua untuk bersabar dalam menjalani keorangtuaannya (parenthood).

Perawatan gigi dan mulut tidak hanya menggosoknya dengan pasta gigi dan cara yang benar, tetapi juga memperhatikan apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut. Sebagai gerbang pertama proses pencernaan makanan, gigi memainkan peranan penting agar makanan dapat dicerna oleh tubuh. Makanan sebaiknya tidak terlalu panas atau terlalu dingin, tidak terlalu asam atau terlalu basa, tidak juga terlalu keras atau terlalu lembut. Asupan gizi seimbang memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh berikut bagi gigi.

Gigi juga memainkan peranan bagi pembentukan rahang yang sehat dan kuat. Kelemahan orang moderen dibandingkan orang primitif adalah hanya 10 macam gigi saja dari 32 gigi yang difungsikan oleh orang moderen. Dari berbagai jenis makanan moderen pada saat ini yang kebanyakan bersifat lembut, beberapa di antaranya hanya berupa jus nutrisi, mengurangi kekuatan fungsi gigi sebagaimana mestinya. Selain itu tata cara makan yang dianggap sopan santun (table manner) membatasi pengoptimalan seluruh fungsi gigi. Pelajaran mengenai fungsi gigi bahwa gigi seri sebagai pemotong, gigi taring sebagai pengoyak/pencabik, dan gigi geraham sebagai penggerus, tinggal kenangan masa lalu saja tanpa banyak diperoleh kenyataannya di masa kini.

drg. Sjahril mengingatkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk dokter gigi tidak murah bahkan lebih mahal daripada biaya dokter umum untuk penyakit lainnya. Sebisa mungkin dihindari untuk sering-sering pergi ke dokter gigi, apalagi untuk menambal gigi berlubang. Kalaupun ke dokter gigi sebaiknya cukup untuk konsultasi dan pemeriksaan setiap 6 bulan sekali. Oleh karenanya, orang tua harus belajar merawat gigi anak-anaknya untuk tetap sehat dan kuat. Memastikan setiap makanan yang masuk ke mulut anak-anaknya adalah makanan yang menyehatkan dan menguatkan, baik untuk tubuh maupun untuk gigi geliginya.


anak dan doa orang tua

13 November, 2012

Kesal, marah, bahkan sumpah serapah barangkali sempat mewarnai hubungan antara kita sebagai orang tua dengan anak-anak kita, terutama ketika mereka tidak memenuhi harapan ataupun keinginan kita. Barangkali juga kekesalan dan kemarahan itu dilandasi dalih kebaikan untuk mereka. Namun sebaiknya kita berhati-hati dengan ucapan kita, karena ucapan buruk orang tua kepada anak adalah doa yang pengabulannya tidak mengenal tempat dan waktu.

Di dalam kitab Al-Adabul Mufrod, Imam Al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam dari sahabat Abu Hurairah radiyallahu anhu, “Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan  lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.” (dikatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani)

Di masa kecil kita pernah didongengkan tentang Si Malin Kundang, anak durhaka yang dikutuk ibunya menjadi batu, tetapi dongeng itu hanyalah kabar tutur yang tidak berasas kokoh. Sedangkan di dalam tradisi Islam didapati hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang seorang dari bani Israil yang bernama Juraij, kisah yang lebih baik dan lebih pantas untuk diambil pelajaran daripadanya. Juraij bukanlah anak durhaka, bahkan ia adalah ahli ibadah. Namun ia ketiban fitnah akibat doa jelek ibunya yang pernah kesal ketika Juraij tidak memenuhi panggilannya sedangkan Juraij lebih mengutamakan salatnya.

Nabi Ibrahim alaihissalam adalah teladan bagi orang tua beriman yang  doa-doa beliau diabadikan di dalam Alquran. Doa-doa yang penuh kebaikan dipanjatkan kepada Allah untuk anak keturunan beliau. Khalifah Umar bin al-Khattab radiyallahu anhu pernah memberikan nasehat untuk para orang tua agar bersikap baik kepada anak-anak: “Bermainlah dengan anak-anakmu hingga mereka mencapai usia tujuh tahun, didiklah mereka dengan pengajaran dan pengetahuan untuk tujuh tahun berikutnya, dan bersahabatlah dengan mereka untuk tujuh tahun berikutnya.”

Semoga Allah memudahkan kita sebagai orang tua untuk menahan amarah dari berkata buruk kepada anak kita, memudahkan kita untuk senantiasa bersikap baik dan mendoakan kebaikan kepada anak keturunan kita.


menikahimu

15 Agustus, 2012

http://www.hdwallpapers.in/happy_wedding-wallpapers.htmlMengarungi samudera kehidupan berkeluarga dalam sebuah bahtera rumah tangga, membutuhkan waktu seumur hidup untuk dapat saling memahami dan menerima satu sama lain: latar belakang, karakter, pola pikir, gaya hidup. Belum lagi untuk menerima lingkaran kedua: orang tua, mertua, ipar; lingkaran ketiga: keluarga besar, kerabat, teman-teman, kolega dan tetangga. Kehadiran putra-putri menambah kekayaan hati dan kebijaksanaan dalam bertindak. Satu demi satu konflik dihadapi bagai badai yang mestinya berlalu, menguji kesetiaan dan kesabaran. Tidak mengherankan jika syair yang pernah didendangkan Kahitna berikut ada benarnya:

menantimu hingga saat cintaku temukan dirimu
usai sudah sampai di sini berdiri melabuhkan asmara

menikah denganku menempatkan cinta
melintasi perjalanan usia

menikah denganmu menetapkan jiwa
bertahtakan kesetiaan cinta selamanya

Suami dan istri bagaikan dua bersaudara. Cinta yang terjadi di antara keduanya hendaklah kecintaan yang didasari pemahaman yang benar dan karena alasan ilahiah yang hakiki. Suami yang menginginkan bagi istrinya apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri, begitupun sebaliknya, mudah-mudahan Allah melimpahkan bagi keduanya keimanan yang benar dan keberkahan kepada keluarga yang dibentuk.


%d blogger menyukai ini: