24 Desember, 2015

Kelahiran Muhammad s.a.w. disertai dengan beberapa tanda yang menunjukkan kenabiannya. Riwayat paling otentik tentang tanda-tanda kenabiannya yang terlihat pada saat kelahirannya ini, menyebutkan:
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Aku adalah doa moyangku, Ibrahim, dan kabar gembira yang disampaikan oleh Isa. Ketika ibuku tengah mengandungku, ia melihat seakan-akan ada cahaya yang keluar dari dirinya dan kemudian menerangi istana-istana Bushra di negeri Syam.” (HR. Ahmad)
Ada beberapa riwayat lain yang cukup masyhur terkait dengan hal ini, kendati riwayat-riwayat tersebut tidak berada pada tingkatan otentik. Di antaranya adalah riwayat yang menuturkan bahwa ketika Muhammad lahir, empat belas teras istana Kisra di Persia rubuh, api yang biasa disembah oleh para penganut ajaran Majusi padam, air danau Sawat menjadi surut dan tempat-tempat pemujaan berhala yang ada di sekelilingnya runtuh.
[Aḥmad, M. R. (2005). Biografi Rasulullah: sebuah studi analitis berdasarkan sumber-sumber yang otentik/penerjemah, Yessi HM Basyaruddin; penyunting, Anis Maftukhin. Jakarta: Qisthi.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jendela surau | Ditandai: istana, maulid, Nabi, rasulullah, syam, tanda |
Permalink
Ditulis oleh andi
7 Februari, 2015

View on Path
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
beranda, jendela surau | Ditandai: kasih sayang, rasulullah, valentine |
Permalink
Ditulis oleh andi
11 Maret, 2014
Kuburan Al-Baqi terletak di sebelah tenggara Masjid Nabawi. Telah dimakamkan di sana para istri dan bibi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, anak beliau Ibrahim, dan beberapa orang sahabat radiyallahu anhum. Kebanyakan warga Madinah dan peziarah merindu untuk disalatkan di Masjid Nabawi kemudian dikuburkan di Al-Baqi ketika wafat. Selain karena banyaknya yang menyalatkan juga karena adanya anggapan bahwa penghuni Al-Baqi adalah yang pertama kali dibangkitkan di hari kiamat sebelum penghuni kubur lainnya.
Al-Baqi dibuka untuk umum yang hendak menziarahinya hanya pada dua waktu, yaitu pagi hari di waktu duha dan sore hari setelah salat Asar. Selain kedua waktu itu tertutup dan dibuka bagi yang menguburkan mayat saja. Hanya laki-laki saja yang diperkenankan masuk pekuburan, sedangkan para wanita dipersilakan untuk menunggu dan mendoakan dari luar.
Di Al-Baqi, semua kuburan memiliki bentuk yang sama, berbentuk gundukan dan batu penanda sebagai nisan tanpa nama. Hanya kerabat saja yang mengetahui di mana kubur sanaknya berada. Dahulu pernah ada penanda pada kubur para istri Rasulullah dan beberapa sahabat, berupa bangunan yang memayungi dan nisan bernama. Tetapi para pelaku kesyirikan menjadikannya kuburan keramat dan tempat mengalap berkah. Kemudian semua bangunan diratakan dan tanda nama dihilangkan oleh pemerintah kerajaan Saudi, dalam rangka memenuhi wasiat Rasulullah terhadap kuburan.
Berziarah kubur adalah sunah yang tidak hanya ditujukan pada Al-Baqi tetapi juga kepada pekuburan lainnya, yaitu dalam rangka mengingat mati dan orang yang telah mati, mengingat tempat kembalinya bisa surga atau neraka. Disunahkan pula ketika mendatangi pekuburan muslim untuk mendoakan keselamatan dan memintakan ampun kepada Allah bagi penghuni kuburan. Bukan untuk berwasilah apalagi mengalap berkah.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jalan setapak | Ditandai: al-baqi, baqi, gharqad, istri, kubur, kuburan, Madinah, masjid, nabawi, rasulullah, sahabat, sunah, umroh, ziarah |
Permalink
Ditulis oleh andi
22 Januari, 2014
Ketika musim banjir dan hujan sekarang, beredarlah doa populer yang berasal dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik radiyallahu anhu:
اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا، اَللَّهُمَّ عَلَى اْلآكَامِ وَالظِّرَابِ، وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
“Ya Allah! Hujanilah di sekitar kami, jangan kepada kami. Ya, Allah! Berilah hujan ke dataran tinggi, beberapa anak bukit, lembah dan beberapa tanah yang menumbuhkan pepohonan.”
Kemudian beredar pula tanggapan apakah doa itu masih relevan dengan kondisi baik waktu dan tempatnya? Lalu mengorelasikan dengan asbabul wurud Rasulullah membacakan doa tersebut? Dan mendiskusikan antara tekstual dan kontekstual doa tersebut?
Sebenarnya jika kita mau merenungi dan memahami, bahwa baik tekstual dan kontekstual serta kondisional dari doa tersebut, kita akan menemukan betapa banyak faidah dan relevansi doa itu bagi kita. Teks lengkap doa itu bisa kita baca di sini. Secara ringkasnya, seseorang datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam mengeluhkan kemarau yang membinasakan dan untuk berdoa minta hujan. Setelah Rasulullah berdoa, hujan turun selama sepekan dan tidak berhenti. Orang itu datang kembali karena hujan telah membinasakan, maka Rasulullah membaca doa di atas sehingga hujan berhenti dan matahari kembali bersinar cerah.
Dalam kondisi hujan dan bencana banjir yang kita hadapi, tentu tidak ada ruginya kita membaca doa tersebut. Di antara faidah yang bisa kita petik:
1. Mengikuti amal yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Semua orang tahu dan sepakat bahwa sikap ittiba’ adalah kecintaan yang sempurna kepada beliau, dan tentu saja mendapat pahala.
2. Doa itu berisi agar hujan dialihkan ke tempat selain pemukiman, karena lebih membutuhkan dan lebih memberi manfaat. Allah maha mengetahui di mana tempat-tempat yang tepat untuk diturunkannya hujan yang bermanfaat. Maka doa ini mengajarkan kita untuk percaya dan mengembalikan keimanan kita seutuhnya dan murni kepada Allah saja.
3. Doa itu menyebutkan tempat-tempat agar hujan dialihkan yaitu dataran tinggi, perbukitan, lembah dan tanah subur. Apabila kita lihat kondisinya sekarang, tempat-tempat itu sudah rusak dan tidak berfungsi sesuai peruntukkannya. Ketika melihat iklan pengembang pemukiman: BEBAS BANJIR, kita akan dapati pemukiman tersebut berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) atau Daerah Resapan Air (DRA). Maka karena kerusakan yang kita buat sendiri, wajar saja jika banjir melanda.
Bagaimanapun, secara harafiah dan maknawi, doa ini telah mengajak kita merenungi kembali apakah kita telah benar-benar mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Semoga dengan mengamalkannya, Allah segera menghentikan hujan dan menerbitkan kembali cerahnya sinar matahari. Wallahu a’lam.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jendela surau | Ditandai: air, aliran, anas bin malik, asbabul wurud, banjir, bencana, berhenti, bukhari, daerah, DAS, developer, doa, DRA, fungsi, harafiah, hujan, iman, ittiba', kontekstual, maknawi, muslim, pahala, pemukiman, percaya, rasulullah, real estate, resapan, subur, sungai, tekstual |
Permalink
Ditulis oleh andi
6 April, 2013
Rasulullah صلي الله عليه وسلم dalam hadits riwayat al-Bukhari menganjurkan orang yang menjenguk orang sakit agar menghiburnya dengan doa:
لا بأس طهور إن شاء الله
“Tidak mengapa, semoga membersihkanmu dari dosa-dosa, atas seizin Allah”.
Ketika babanya sakit, Radya, 7 tahun, menghibur dengan doa tersebut. Penghiburan yang berganda, selain karena doa dan makna doa tersebut, karena yang menyampaikannya adalah seorang anak kecil yang belum baligh sebagai tanda berkahnya pendidikan yang dipatri ke dadanya.
Ketika Radya sakit, baba mencoba menghiburnya dengan doa tersebut. Namun sesungguhnya doa itu bukan ditujukan untuknya. Seorang anak kecil yang belum baligh tidaklah memiliki dosa-dosa, walaupun ia melakukan kesalahan maka pena diangkat (dari catatan amal) dan ia dianggap keliru, karena akalnya belum sempurna. Maka doa penghiburan itu sesungguhnya ditujukan kepada babanya sendiri.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan Abu Hurairah رضي الله عنهما, dari Nabi صلي الله عليه وسلم beliau bersabda:
مَا يُصِيبُ الْمُسْلمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidaklah menimpa seorang muslim kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan dan duka, sampai pun duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah akan menghapus dengannya dosa-dosanya.” (Muttafaqun alaih)
—
rujukan:
- http://kaahil.wordpress.com/2008/12/27/6-adab-dan-tuntunan-lengkap-ketika-sakit/#more-624
- http://rumaysho.com/belajar-islam/amalan/3359-apakah-anak-kecil-mendapat-pahala-amalan-sholeh.html
- http://al-atsariyyah.com/anak-tanggung-jawab-ayah.html
Menyukai ini:
Suka Memuat...
1 Komentar |
bilik keluarga, jendela surau | Ditandai: abu hurairah, abu said al-khudri, adab, Al-Bukhari, amal, Baba, baligh, catatan, doa, dosa, duka, gangguan, gelisah, hadits, khawatir, lelah, menjenguk, Nabi, orang sakit, pahala, pena, radya, rasulullah, riwayat, sakit, sedih |
Permalink
Ditulis oleh andi
31 Maret, 2013
Cacing tanah yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dengan mengurai zat-zat organik, secara tradisional dikenal juga dengan khasiatnya yang seketika meredakan demam. Di dalam literatur Islam, cacing tanah dikelompokkan ke dalam الحشرات atau binatang melata. Penggunaannya untuk pertanian dan peternakan tidak diragukan kebolehannya. Namun penggunaan cacing tanah untuk dimakan diperselisihkan, karena tidak ada dalil yang tegas mengharamkannya.
Merujuk kepada pendapat yang dianggap lebih kuat, kebanyakan binatang melata diharamkan untuk dimakan oleh seorang muslim. Alasan keharamannya bukan karena menjijikkan, sedangkan kriteria jijik berbeda-beda pada setiap kaum, melainkan karena tidak dapat disembelih. Binatang yang matinya tidak disembelih berstatus sebagai bangkai. Sebagai binatang yang darahnya tidak mengalir, bangkai cacing tanah tidaklah najis. Tetapi Allah telah mengharamkan untuk memakan seluruh bangkai kecuali dua jenis yaitu bangkai hewan air dan belalang.
Bolehnya memakan yang haram hanya dikhususkan pada kondisi darurat. Mayoritas ulama sepakat bahwa keadaan darurat yang dimaksud adalah pada keadaan yang menyebabkan kematian jika tidak memakannya. Kalau masih ada obat lain walaupun reaksi penyembuhannya lambat, tidak dianggap sebagai darurat.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم sangat menekankan umatnya untuk menghindari pengobatan dengan yang haram kecuali sama sekali tidak menemukan obat pengganti yang halal atau diperkecualikan oleh dalil. Di sinilah keimanan seorang hamba diuji. Apakah ia menyerah kepada keadaan dengan memakan obat mujarab walaupun kehalalannya diragukan atau tetap istikamah dalam pendirian imannya, yaitu berobat dengan yang halal dan bersabar menjalani takdir. Semoga Allah memberi pahala.
والله أعلم بالصواب
—
rujukan tulisan:
1. 2. 3.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jendela surau | Ditandai: air, bangkai, belalang, berobat, binatang, cacing, cacing tanah, crawling, creature, darah, darat, darurat, decomposter, dekomposer, ekstrak, halal, haram, hasyarat, hewan, ikan, iman, islam, istikamah, jijik, keimanan, kematian, kompos, literatur, literatur islam, makan, melata, mengalir, menjijikkan, najis, obat, pengganti, pengobatan, penyembuhan, peternakan, rasulullah, rujukan, sabar, sembelih, sepakat, substitusi, syubuhat, ujian, vermint |
Permalink
Ditulis oleh andi
7 Maret, 2013
“Good Night, Sleep Tight” adalah frasa yang biasa diucapkan kepada orang-orang yang beranjak tidur oleh kebanyakan orang yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya. Frasa tersebut juga sering menjadi judul buku anak-anak yang berisi cerita-cerita pengantar tidur. Walaupun frasa “good night” sudah lazim digunakan sebagai ucapan selamat tidur, tambahan frasa “sleep tight” sendiri baru dikenal penggunaannya pada awal abad ke-20.
Tanpa bermaksud mencari-cari hubungannya, ternyata di dalam dunia Islam, sudah mengenal frasa yang mirip dengan itu. Namun sayangnya cukup mengerikan jika kita tahu siapa yang memopulerkannya pertama kali. Hadits berikut memaparkannya dengan jelas:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan, jika dia berwudhu maka lepaslah tali yang lainnya, dan jika dia mendirikan shalat maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga pada pagi harinya dia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek dan menjadi malas beraktifitas”.[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Namun apakah dengan demikian عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ yang berarti “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak” dapat diartikan sama dengan “Good night, Sleep tight“?
Wallahu ta’ala a’lam.
Bagaimanapun, beberapa faidah yang dapat dipetik dari hadits tersebut diantaranya adalah:
- Kita dikabari hal ghaib oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam– yaitu bahwa setan mengikat tengkuk orang yang tidur dengan tiga tali ikatan.
- Setiap kali mengikat talinya, setan membisiki dengan ucapan عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ
- Untuk melepas ikatan tali setan tersebut, hendaklah ketika bangun kita berzikir kepada Allah diantaranya dengan doa bangun tidur:Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :إذا استيقظ أحدكم فليقل : أَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِيْ، وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ
“Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, hendaklah ia membaca : ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberikan ‘afiat kepada tubuhku, mengembalikan kepadaku ruhku, dan memberikan ijin kepadaku untuk kembali berdzikir kepada-Nya”. [HR At-Tirmidzi]
- Untuk melepas ikatan tali yang kedua adalah dengan berwudhu, dan untuk melepas tali yang ketiga adalah dengan melakukan shalat minimal 2 rakaat dilanjutkan shalat witir jika ia belum mengerjakannya sebelum tidur.
- Dengan melakukan aktivitas tersebut, selain melepas ikatan tali setan, bermanfaat untuk menyegarkan dan semangat yang berdampak kepada ketentraman jiwa.
- Lalai mengerjakan hal-hal tersebut akan membuat jiwanya jelek dan tidak bersemangat dalam beraktivitas.
Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan bagi kita untuk mendawamkan amalan yang ringan namun berdampak luar biasa bagi aktivitas kehidupan dan penghidupan kita tersebut. Wallahu waliyyut taufiq.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
beranda, jendela surau | Ditandai: abu hurairah, aktivitas, bahasa, bahasa inggris, bangun, barat, dunia islam, frasa, good night, good night sleep, hadits, ikatan, Inggris, islam, jiwa, kemalasan, ketentraman, malas, phrases, rasulullah, salat, segar, semangat, setan, shalat, sleep tight, tali, tentram, tidur, witir, wudhu, zikir |
Permalink
Ditulis oleh andi
10 November, 2011
Di antara dasar-dasar ahlussunnah wal jamaah adalah selamatnya hati dan lisan mereka dalam menyikapi para sahabat Rasulullah sallallahu alaihi wasalam. Mereka mengakui dan meyakini kabar keutamaan empat sahabat yang terbaik yaitu Abu Bakar, Umar ibnul Khatthab, Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi Thalib. Mereka mencintai dan loyal kepada keluarga Rasulullah. Mereka loyal kepada istri-istri Rasulullah sebagai ummul mukminin. Mereka tidak membenci para sahabat seperti Syiah Rafidhah, dan mereka tidak menyakiti ahlul bait seperi golongan Nawashib. Mereka juga tidak meyakini bahwa para sahabat bebas dari dosa, melainkan para sahabat juga melakukan kesalahan tetapi mereka memiliki kebaikan yang banyak. Dan ahlussunnah wal jamaah meneladani keutamaan-keutamaan para sahabat Rasulullah radiyallahu anhum.
http://www.ziddu.com/download/17413841/hWasithiyah_UstMuhYahya_KeutamaanSahabatRasulullah.mp3.html
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jendela surau | Ditandai: ahlus sunnah wal jamaah, nawashib, rafidhah, rasulullah, sahabat, syiah, utama |
Permalink
Ditulis oleh andi
2 April, 2010
Karena tertarik dengan booth Mizan di Pasar Festival yang menawarkan harga diskon hingga 50%, membuat saya terdorong untuk memborong beberapa buku. Di antara buku yang saya beli adalah buku yang mengulas tentang kehidupan Maria Al-Qibthiyah, salah seorang istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Buku ini merupakan terjemahan dari buku karya Abdullah Hajjaj yaitu Mariyah Al-Qibthiyyah Ummu Ibrahim.[1]
Dari Mukadimah yang ditulis oleh Abdullah Hajjaj, si penulis didapatkan informasi bahwa hal-hal yang dibahas dalam buku tersebut adalah kisah tentang pribadi Maria Al-Qibthiyah dan putranya Ibrahim, kemudian kisah Shafiyyah binti Huyay dan Raihanah. Ketiga istri Nabi tersebut adalah berasal dari kalangan Ahlul Kitab yang masuk Islam setelah menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang muslim memperlakukan mereka dengan baik, sehingga masuk Islamnya mereka itu atas dasar pilihan sendiri. Penulis juga menyertakan pembahasan khusus mengenai kemiripan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dengan Nabi Ibrahim alaihis salam dari sisi millah (agama) dan suluk (akhlak).
Sedangkan pada versi terjemahan ini, mizania melengkapi pembahasan dengan 2 hal yaitu: (1) Informasi mengenai sejarah Kristen Koptik, sebagai tambahan dalam memahami latar belakang Maria Al-Qibthiyah, dan (2) Lampiran yang merupakan tulisan dari Muhammad Rasyid Ridha mengulas tentang teladan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam berinteraksi dengan istri-istrinya.
Baca entri selengkapnya »
Menyukai ini:
Suka Memuat...
2 Komentar |
jendela surau, kedai jaja | Ditandai: abdullah hajjaj, ahlul kitab, buku, hadits, ibrahim, islam, koptik, kristen, maria, mesir, mizania, Nabi, Quran dan Sunnah, raihanah, rasulullah, rasyid ridha, resensi, shafiyah, sirah |
Permalink
Ditulis oleh andi
12 Februari, 2010
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ” من حسن إسلام المرء ترك ما لا يعنيه ” حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya” “. [Tirmidzi no. 2318, Ibnu Majah no. 3976]
Baca entri selengkapnya »
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Leave a Comment » |
jendela surau | Ditandai: abu dawud, abu dzar, abu hurairah, abu salamah, arbain nawawi, hadits, ibnu daqiqil ied, ibnu majah, imam al-hasan, imam malik, islam, luqman, manfaat, qurrah bi abdurrahman, rasulullah, tirmidzi, zuhri |
Permalink
Ditulis oleh andi