โ”tangkap penista agama,” tsuraya mengeja tulisan yg terdapat pada bagian depan kaos para pengunjuk rasa.
di antara mereka ada yang membawa panji-panji, serombongan orang berjalan menembus kemacetan menuju tempat digelarnya persidangan.
“orang-orang itu mau ke mana, ba?” tanya radya.
“mereka mau berunjuk rasa, menghadiri persidangan, mungkin mau memberikan dukungan moral,” sahut baba yang masih disibukkan mengendalikan kereta.
“penista agama itu apa, ba?” tanya tsuraya yang memandangi rombongan orang itu dari balik jendela.
“penista agama adalah orang yang melecehkan agama, menjadikan ajaran agama sebagai bahan ejekan dan senda gurau,” jawab baba, kemudian melanjutkan, “termasuk juga menistakan agama adalah orang yang tidak mau mempelajari agamanya dengan baik dan tidak beramal dengan benar.”
“lihat itu, ba. laki-laki ada yang pakai anting, celananya sobek. kalau dipakai salat kan gak sah ya?” tanya radya.
“barangkali belum tahu, mas. atau nanti dia pakai sarung kalau mau salat,” jawab baba.
“sidang yang tadi bikin jalan kita diblokir ya, ba? jadinya kita sekarang kena macet karena harus memutar?” tanya tsuraya.
“hehehe, iya sidang di sana. bagaimanapun, kita kena macet sudah takdir Allah. qadarullahu wa masya fa’al. Allah sudah menakdirkan dan melakukan kehendak-Nya. tidak boleh bagi yang beriman kecewa dan menyalahkan orang lain,” baba menjelaskan.
***